TRIBUNNEWS.COM – Mesir mengambil langkah mundur dan mengatakan kepada Israel dan Iran bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam pemicu baru ini.
Mesir menekankan akan melanjutkan upayanya untuk mengurangi ketegangan di kawasan.
Kairo telah mengatakan kepada Teheran bahwa mereka siap menutup wilayah udaranya terhadap perang apa pun yang mengancam situasi di wilayah tersebut, lapor Al Araby, Senin (5/8/2024).
Namun Mesir menegaskan hal tersebut tidak menimbulkan permusuhan terhadap Iran, melainkan untuk melindungi kepentingan dan kedaulatan Mesir.
Selain itu, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Mesir telah menyampaikan kepada delegasi Israel yang tiba di Kairo pada Sabtu (3/8/2024) bahwa Mesir tidak akan ikut serta dalam perang tersebut.
“Kairo telah meyakinkan Tel Aviv bahwa hal itu tidak akan menjadi bagian dari rencana militer untuk mencegah kemungkinan serangan terhadap Israel,” kata pernyataan itu.
Pada Jumat (2 Juni 2024), Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel Ati menelepon perwakilan Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Qani, untuk menanggapi kemungkinan serangan Iran terhadap Israel sebagai respons atas pembunuhan pemimpin Hamas. Politbiro, Ismail Haniya di Teheran pada Rabu (31/7/2024).
“Percakapan telepon bertujuan untuk mengurangi intensitas konflik di kawasan dan saat ini ditangguhkan sambil menunggu kemungkinan serangan Iran di kawasan,” kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan.
Abdel-Ati menekankan bahwa apa yang terjadi saat ini di kawasan ini belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat berbahaya.
Hal ini menimbulkan risiko meluasnya konflik yang mengancam stabilitas negara-negara di kawasan, khususnya Mesir.
Abdel-Ati mengatakan, “Semua pihak harus memiliki kesabaran dan ketekunan untuk mencegah meluasnya situasi.”
Menurut pernyataan Mesir, calon menteri luar negeri Iran memuji rencana dialog Mesir dan kepentingannya terhadap keamanan dan stabilitas regional.
Merujuk Anadolu Agency, situasi semakin memanas ketika Presiden Iran Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan akan membalas dendam terhadap Ismail Haniya yang terbunuh di Teheran, Iran, sekitar pukul 02.00 kota pada Rabu (31/7/2021). 2024). .
Selain itu, Hizbullah juga menyatakan akan membalas dendam atas terbunuhnya komandan Hizbullah Fuad Shukr dalam perang Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada Selasa malam pekan lalu (30/7/2024). Korban tewas di Jalur Gaza
Kini, Israel terus melanjutkan serangannya ke Jalur Gaza, sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (4/8/2024) korban jiwa warga Palestina melebihi 39.583 orang dan 91.398 orang luka-luka. dan 1.147 orang tewas di Israel, Anadolu Agency melaporkan.
Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza ketika kelompok perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk menyerang Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan ada sekitar 120 tahanan, hidup atau mati, yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza pada akhir November 2023 ketika 105 orang ditukar dengan 240 tahanan Palestina.
(Tribunnews.com/Unitha Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel