TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Meninggalnya putranya, Kaisar Akira Ayman, membuat Wox Matta Banda sedih. Nasihatnya di pemakaman membuatku merinding.
Kaisar Akira Ayman, putra drummer Matta Band, sungguh luar biasa. Bukan karena sakit, sang kaisar tersapu ombak di Pantai Klingking, Nusa Penida, Bali pada 31 Oktober 2024.
Jenazah kaisar dimakamkan di dekat kediaman Wox Matta Band di Sumedang.
Berdasarkan pemberitaan Tribun Jabar (Jaringan Tribunnews.com), Wox tampak tegas menghadapi kenyataan bahwa putranya, Kaisar Akira Ayman (16), dimakamkan pada Jumat (1/1/2024) pagi sekitar pukul 08. :00. WIB.
Banyak orang yang menghadiri pemakaman tersebut, selain keluarga, teman dekat dan masyarakat yang mengetahui kabar duka ini pun turut hadir.
Alhamdulillah proses pemakamannya begitu khidmat dan ayat suci Alquran dilantunkan dengan itikad baik, ujarnya. Nasihat Wox kepada makam kaisar adalah menguliti ayam
Wox Matta Band juga terlihat hadir di tengah dewan sehingga membuat suasana prosesi pemakaman semakin haru.
Tips Wox Matta Band ini diposting oleh Ustaz Derry Sulaiman di akun Tiktok miliknya. Yadi ‘Wox’ Bachman, eks drummer Matta Band dan istri saat pemakaman putranya, di TPU Cibenda, Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jumat (1/11/2024) pagi (Tribun Jabar/Kiki Andriana)
Wox menceritakan percakapannya dengan anak di kuburan.
“Aa Kaisar Aira Aiman, Aa sekarang berada di kerajaan yang biasa kita bicarakan,” Wox Matta Band memulai nasihatnya.
Ayah tiga anak ini berbincang tepat di depan makam anak pertamanya, didampingi istrinya Joyce Suherman dan kerabat bungsunya Salman di depannya.
Wox mengatakan dia berbicara tentang kuburan karena dia mengira dia akan mati terlebih dahulu.
Sang drummer bahkan mengaku memberikan nasehat tersebut karena ingin putranya bisa menggantikan tugasnya di kemudian hari.
Namun takdir berkata lain, anaknyalah yang pertama meninggal.
“Dulu kita sering ngobrol ya Kak, nanti alam. Tapi dulu, Ayah sering bilang nanti kalau Ayah pergi dulu, tolong bantu aku, kamu lakukan ini, lakukan itu, sekarang kamu yang pertama,” ucapnya. lagi.
Meski putranya telah meninggal lebih dulu, Wox Matta Band yakin putranya akan tenang di kuburnya.
“Tapi ayah, aku yakin ayah akan bahagia di alam kubur karena kamu tenggelam. Amit-amit, seorang syahid, orang yang tidak pernah berbohong.”
Aku iri padamu. Tapi damai,” ujarnya lagi.
Dia bahkan mengulangi pesan ini untuk ketiga kalinya.
“Tolong tenang ya, Insya Allah semoga bisa menjadi pedoman karena sepertinya kita ada di sini,” pungkas Wox.
Wox Matta Band mengatakan bahwa kematian mendadak putra mereka, Kaisar, diperlakukan sebagai proses kemartiran.
Wox Matta Band berkata: “Anak saya baru saja mencapai pubertas ketika dia berusia 14 atau 15 tahun. Sekarang dia berusia 16 tahun, yang berarti dia hanya berbuat dosa selama setahun dan satu-satunya dosa yang dia miliki adalah di rumah dan orang tuanya.
“Tapi saya sebagai orang tuanya memaafkannya,” lanjutnya.
Kelompok Wox Matt mengakui kematian putranya: Ini adalah takdir Tuhan
Grup Wox Matta harus melepaskan putranya Kaisar Akira Ayman yang meninggal tenggelam di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Bali pada Rabu (30/10/2024).
Wox Matta Band mengatakan, kematian tragis sang kaisar dianggap sebagai bencana yang harus dihadapinya dengan lapang dada.
“Saya jujur dengan semua ini karena ini takdir Tuhan buat saya,” kata Wox Matta Band dalam wawancara virtual, Jumat (1/11/2024). Grup Wox Matta harus melepaskan putranya Kaisar Akira Ayman yang meninggal tenggelam di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Bali pada Rabu (30/10/2024). (Instagram)
Wox tak mau menelepon pihak sekolah atau teman putranya yang menemani kaisar saat bermain air di Pantai Kelingking.
“Saya tidak mau menyalahkan siapapun, baik sekolah maupun teman anak tersebut. Karena saya tidak punya bukti,” ujarnya.
Menurut pria bernama asli Yadi Bachman ini, menguburkan jenazah Kaisar di dekat kediamannya adalah hal yang paling penting dibandingkan mengutamakan emosi untuk mencari tahu siapa yang harus disalahkan atas hilangnya putranya.
“Yang terpenting anak saya bisa dibawa pulang dan dimakamkan di Sumedang. Saya beruntung proses pemulangan jenazah anak saya bisa berjalan lancar,” jelasnya. Kedua: Putra Wox Matta Band ditemukan tewas
Proses pencarian Kaisar Akira Ayman diungkap Humas Polres Klungkung Bali, Iptu Agus Widiono.
Pencarian korban Kaisar Akira Ayman dilakukan tim gabungan kepolisian, Basarnas, dan TNI Angkatan Laut.
“Jadi pada hari ini tanggal 30 Oktober korban tidak ditemukan bersama Polsek Kalungkung, dalam hal ini Satuan Polisi Udara, Polsek Kalungkung bersama Polsek Nusa Penida, TNI AL dan Basarnas melakukan penggeledahan,” kata Iptu Agus, Kutipan YouTube CumiCumi, Sabtu 2 November 2024. Putra Matt Band, musisi Wox, Kaisar Akira Ayman, meninggal dunia setelah tenggelam di ombak Pantai Klingking, Nusa Penida, Bali, 30 Oktober 2024. (kolase/instagram/doc Tribunnews.com)
Jadi pada hari pertama korban dinyatakan ikut arus, sehingga tim gabungan melakukan pencarian hingga dilakukan penggeledahan lagi keesokan harinya, Kamis 31 Oktober mulai pukul 07.45 WITA, lanjutnya.
Cesar akhirnya ditemukan sehari setelah kejadian. Tim gabungan melakukan dua metode penelitian dengan menyisir tebing dan pantai.
Diketahui, pencarian dilakukan dengan dua cara, pertama di darat, kemudian di atas tebing, dan dilanjutkan di pesisir pantai Nusa Penida, kata Agus.
Korban terlihat di atas tebing dan langsung dievakuasi.
Jadi anggotanya melihat ke atas tebing, ada yang turun ke pantai untuk mencari dan ada juga yang langsung menggunakan perahu untuk mencari, ujarnya.
Cesar ditemukan pada pukul 09.40 Wita.
Akhirnya korban ditemukan pada pukul 0940 Wita, ujarnya.
Anak-anak Wox Matta Band berteriak minta tolong saat mereka tersapu ombak
Kaisar Akira Ayman tersapu ombak saat bermain di pantai.
Selama insiden Kaisar Akira Ayman, putra Matt Banda, Wox, memanggil salah satu temannya untuk membantunya.
Korban meminta pertolongan dan didengarkan oleh salah satu temannya yaitu Fadil, kata Humas Polres Klungkung Bali, Iptu Agus Widiono, seperti dikutip dari kanal YouTube CumiCumi, Sabtu (11/02/2024).
Kemudian teman-temannya mendengar teriakan minta tolong sang kaisar. Namun sayangnya sudah tidak bisa lagi membantunya.
Pasalnya, sang kaisar terhanyut dari pantai oleh ombak.
Fadil berusaha menolong korban, namun korban semakin terseret ombak dan akhirnya rekan-rekannya tidak dapat menemukannya, kata Agus.
Gara-gara kejadian itu, sang kaisar tersapu ombak.
Mayatnya ditemukan hanya sehari setelah kejadian.
Atas kejadian tersebut, kelompok korban atau rekannya melapor ke Polsek Nusa Penida, ujarnya.