TRIBUNNEWS.COM – Houthi Yaman kembali menyerang kapal AS dan Israel pada Rabu (24 April 2024).
Ini adalah serangan pertama Houthi di laut dalam dua pekan terakhir.
Juru bicara bersenjata Houthi Yahya Sarri mengatakan dalam sebuah video bahwa angkatan bersenjata Houthi menyerang kapal kargo Maersk Yorktown di Teluk Aden. Dia pun membenarkan adanya penyerangan yang dilakukan tentara tersebut.
Dalam penyerangan tersebut, Houthi meluncurkan rudal balistik anti kapal dari wilayah mereka.
Kapal itu konon dioperasikan oleh awak American-Variolatus 22 . Sebanyak 18 di antaranya merupakan warga negara AS. Sisanya adalah warga negara Yunani.
Al Jazeera mengutip pernyataan dari Komando Pusat AS (CENTCOM) yang mengatakan “tidak ada korban cedera atau kerusakan yang dilaporkan oleh kapal AS, koalisi, atau komersial”.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Yunani mengatakan pada hari Kamis bahwa salah satu kapal perangnya dikerahkan untuk melawan Houthi.
Kapal tersebut mengambil bagian dalam misi UE yang mencegat dua drone yang ditembakkan ke kapal dagang.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) sebelumnya mengonfirmasi serangan itu terjadi 133 kilometer selatan pelabuhan Djibouti di Teluk Aden.
Saare mengatakan Houthi menyerang kapal Israel, MSC Veracruz, di Samudera Hindia dan menembaki kapal panjang AS.
Di sisi lain, militer AS mengaku berhasil menghancurkan empat drone bersenjata Houthi dalam waktu 2 jam.
Militer AS mengatakan: “Tindakan ini diambil untuk menjaga kebebasan navigasi dan membuat perairan internasional lebih aman bagi pasukan koalisi dan kapal dagang.”
Mulai November 2023, sebulan setelah pecahnya perang antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza, Houthi mulai menyerang kapal-kapal sekutu Israel di dekat perairan Yaman.
Kelompok Houthi mengatakan serangan itu ditujukan terhadap warga Palestina di Gaza.
Kelompok Houthi kemudian menargetkan tidak hanya kapal-kapal Israel, tetapi juga kapal-kapal Amerika dan Inggris.
Amerika Serikat meresponsnya dengan menggerakkan koalisi maritim untuk menghalau serangan di Pulau Hayi.
Menurut Institut Penelitian Maritim Amerika, Houthi telah melancarkan lebih dari 50 serangan terhadap kapal sejak November 2023.
Serangan Houthi telah melemah dalam beberapa bulan terakhir karena kelompok tersebut tampaknya kehabisan senjata dan drone.
Selain itu, Houthi juga menghadapi serangan udara dari Amerika Serikat dan Inggris.
Sementara itu, dalam serangan terbaru Houthi pada 10 April, kelompok tersebut menyerang tiga kapal perang AS dan sekutu Israel serta satu kapal perang AS.
Serangan Houthi telah memaksa banyak kapal menghindari rute Laut Merah. Namun kapal tersebut ingin berlayar keliling Afrika Selatan.
Rute ini lebih aman, tetapi penerbangannya lebih lama dan mahal.
(Berita Forum/Februari)