Menteri Keuangan Israel: Membiarkan warga Gaza kelaparan mungkin merupakan tindakan yang benar
TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL – Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan tindakan membuat lebih dari dua juta warga Gaza kelaparan adalah tindakan yang benar dan bermoral.
“Ini harus dilakukan sampai semua sandera Israel yang ditahan Hamas diselamatkan,” lapor surat kabar Israel Haaretz, Senin (5/8/2024).
Smotrich, yang berasal dari Partai Zionis Religius sayap kanan, menyesalkan bahwa dunia tidak akan membiarkan Israel membuat rakyat Gaza kelaparan.
“Tidak seorang pun akan membiarkan kami membuat 2 juta warga sipil kelaparan, bahkan jika hal itu dibenarkan dan bermoral, sampai sandera kami (Israel) dikembalikan,” kata Smotrich pada konferensi tahunan Katif.
Seperti diketahui, sejumlah sandera Israel masih ditahan Hamas.
Beberapa di antaranya dibebaskan oleh Hamas.
Israel juga menahan warga Gaza yang dianggap bagian dari Hamas.
Mengacu pada keputusan Israel yang mengizinkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, Smotrich mengklaim kesepakatan dengan Hamas akan “merugikan Israel” dan hanya sedikit sandera yang akan kembali.
“Kami mempunyai tanggung jawab, kami ingin memulangkan para sandera, namun perjanjian tersebut hanya akan memulangkan sebagian dari para tahanan dan menjamin nasib sebagian besar dari mereka yang disandera di Jalur Gaza,” kata Smotrich, seperti dikutip Haaretz.
Dia mengatakan kesepakatan dengan Hamas saat ini “mencemari hasil perang” yang memungkinkan kelompok militan Palestina pulih dengan cepat.
Menteri sayap kanan tersebut juga mengatakan bahwa pengunjuk rasa Israel yang menuntut pemerintah mengakhiri perjanjian penyanderaan dengan Hamas adalah “tindakan yang tidak bertanggung jawab”.
Dia mengatakan mereka telah melemahkan posisi Israel dalam perang tersebut dengan demonstrasi yang sembrono.
Dia juga mengatakan pada tahun 2023 bahwa kesepakatan penyanderaan dengan Hamas pada bulan November bukanlah “kesepakatan yang baik” tetapi dia mendukungnya karena hal itu masuk akal pada saat itu. Jumlah korban tewas terus meningkat
Jalur Gaza di Palestina memiliki panjang 41 km dan lebar 10 km.
Sekitar dua juta orang tinggal di wilayah yang berbatasan dengan Mediterania, Israel, dan Mesir.
Jumlah korban tewas akibat agresi militer Israel di Gaza terus meningkat.
Sedikitnya 40 warga Palestina tewas pada Senin (8/5/2024) dalam serangan Israel di Jalur Gaza.
Artinya, jumlah kematian sejak 7 Oktober bertambah menjadi 39.623 orang, lapor Kementerian Kesehatan di Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Palestina di Gaza mengungkapkan bahwa 91.469 orang terluka dalam serangan itu.
“Selama 24 jam terakhir, tentara Israel telah membunuh 40 orang dan melukai 71 lainnya dalam dua ‘pembantaian’ keluarga,” kata Kementerian Kesehatan Gaza, seperti dikutip Anadolu.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambah mereka.
Meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata, Israel telah menuai kecaman internasional atas serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak tahun 2023. Serangan 7 Oktober
Hampir 10 bulan setelah perang Israel, sebagian besar Jalur Gaza masih hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sumber: IT/Haaretz/Anadolu