Laporan reporter Tribunnews.com Dennis Destryawan
Berita trivan.
Perjanjian Kemitraan Sipil (CPA) ditandatangani pada 17 September 2005 dan berakhir pada tahun 2035.
Hingga 630 juta barel minyak telah diproduksi di ladang Sep sejak tahun 2005, kata Arifin. Namun diperkirakan akan meningkat.
Arifin, Sabtu (10/8/2024) mengatakan, produksi di lapangan klastik pengisi Bagnu Urip diperkirakan mencapai 1 miliar barel.
Pada saat yang sama, Arifin mengatakan tingkat produksi dapat terus meningkat karena jelas bahwa minyak pertama dapat ditemukan dari ladang yang dioperasikan oleh ExxonMobil Cep Limited (EMCL) di blok C13 sumur B13. hari (bpd)
“Kami memiliki kapasitas produksi 13.300 meter kubik dan sepertinya kami bisa memproduksi lebih banyak.”
Dwi Soeccipt, Kepala Satuan Tugas Khusus Pengolahan Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan proyek Banyu Ulip Inserted Clastic (BUIC) memiliki target produksi tambahan sebesar 4.292 MMBO (juta barel minyak) melalui sumur adalah. Tujuh sumur di lapangan Banyulip di Sebbrok.
Minyak pertama yang ditemukan berasal dari sumur B13 yang merupakan sumur pertama proyek ini, kata Dowie.
Presiden ExxonMobil Indonesia Carol Gal mengatakan produksi minyak pertama BUIC merupakan hasil kerja sama berbagai pemangku kepentingan.
Karol mengatakan, teknik pengeboran sumur tersebut menggunakan peralatan dan perkakas produksi lokal. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), anak perusahaan PT Pertamina (Persero).
“Kami sangat menghargai komitmen kami untuk menggunakan sumber daya manusia lokal di industri minyak dan gas,” kata Carroll.