Menteri Bahlil Mau Tawarkan Sejumlah Proyek Sektor Energi ke Investor China

Reporter Tribunnews.com, Ismoyo melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akan menawarkan serangkaian proyek di bidang energi, terutama yang sejalan dengan upaya dekarbonisasi, kepada investor asal China.

Hal itu diungkapkan Bahlil pada pembukaan Indonesia-China Energy Forum (ICEF) ke-7 di Kuta Selatan, Bali.

Menurut dia, Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk menjaga stabilitas investasi Tiongkok di Tanah Air agar dapat tetap berfungsi dengan baik.

“Saya menawarkan kepada rekan-rekan investor Tiongkok beberapa potensi yang dapat kita kembangkan bersama. Di sinilah kita berkumpul untuk mencari formulasi yang tepat untuk pengembangan usaha bersama,” kata Bahlil dalam keterangannya, Selasa (09/03/2024).

Menurut Bahlil, sektor energi berperan penting dalam mendorong peningkatan ekonomi dan pengembangan teknologi antara kedua pihak.

Bahlil menyebut transisi energi sebagai langkah maju yang besar dalam mencapai komitmen global untuk mencapai dekarbonisasi. Indonesia bahkan telah menunjukkan sikap serius terhadap upaya tersebut kepada pemerintah China.

“Kami telah mengembangkan peta jalan komprehensif menuju emisi nol bersih (NZE) di sektor energi,” ujarnya.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia telah menawarkan peluang kerja sama dengan Tiongkok. Tawaran ini didasari oleh besarnya potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia.

Seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kayan (13.000 MW) dan Mamberamo, Papua (24.000 MW).

“Ini merupakan potensi yang kita tawarkan kepada Tiongkok untuk bekerja sama. Kita tidak bisa melakukan ini sendirian,” jelas Bahlil.

Aspek lain yang akan menjadi fokus pemerintah di masa depan adalah fokus pada hilirisasi energi hijau dan industri hijau.

Untuk itu, berdasarkan peta jalan transisi energi, pemerintah Indonesia menerapkan strategi netral karbon di sisi pasokan, seperti fokus pada pembangkit listrik tenaga surya, air, panas bumi, dan hidrogen.

Selanjutnya, langkah lain yang dilakukan adalah penghapusan bertahap pembangkit listrik tenaga batu bara dan penggunaan teknologi rendah emisi, seperti teknologi CCS/CCUS.

Sedangkan dari sisi permintaan mencakup penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai, penggunaan biofuel, dan penggunaan manajemen energi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *