Wartawan Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Momen menarik terjadi saat Menteri Pertanian Andy Imran Suleiman memberikan pidato pada “Gerakan Pangan Nasional Merah Putih untuk Kepuasan Pangan Berkelanjutan” pada Rabu (6/11/2024).
Momen ini bermula ketika Amran mengatakan alokasi pupuk bersubsidi kembali ditingkatkan sebesar 100 persen.
Alokasi pupuk bersubsidi yang pada tahun ini semula 4,73 juta ton kembali menjadi 9,55 juta ton seperti tahun 2018.
Usai menjelaskan, Imran bertanya kepada kepala desa yang hadir di lokasi apakah sudah mendapat lebih banyak pupuk bersubsidi.
– Apakah pestanya sudah tiba? Amran bertanya.
– Belum! Jawab para pemimpin desa bersama-sama.
Amran sontak terkejut mendengar jawabannya. Tak butuh waktu lama, ia langsung meminta beberapa tokoh desa yang menjawab tidak, untuk naik ke panggung dan menjelaskan permasalahannya.
Beberapa kepala desa naik panggung dan mulai menyampaikan permasalahan terkait pupuk bersubsidi langsung kepada Imran.
Salah satu kepala desa di Desa Sudengan, Kabupaten Musiwaras, Sumatera Selatan, mengaku belum lagi menerima pupuk bersubsidi.
Mendengar pengaduan tersebut, Amran langsung meminta Ketua Direktur (Direktur) Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) Rahmad Pribadi yang turut hadir di lokasi kejadian untuk naik ke panggung dan bersama-sama menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Pak Dirut, kita harus sama-sama bertanggung jawab. Pak Dirut, silakan datang ke sini (ke tempat kejadian). Izin ya,” kata Imran sambil mempersilakan Rahmad.
Rahmad kemudian naik panggung dan langsung menanyakan kepada Kepala Desa Sudengan tentang tidak menerima pupuk bersubsidi.
Lalu ada seorang kepala desa dari Kabupaten Silakap yang juga mengeluhkan hal serupa. Dikatakannya, hingga saat ini pihaknya belum menerima informasi mengenai bantuan pupuk tambahan.
Amran meminta Rahmad segera menghubungi pengelola yang bertanggung jawab atas distribusi pupuk bersubsidi di daerah tersebut.
Dirut, cek langsung ke Silacap, cek langsung ke pengelola, masalahnya di mana, kata Amran.
Rahmad menanggapi perintah Imran dengan kata “siap” dan langsung muncul memanggil seseorang melalui ponselnya.
Imran melayani beberapa kepala desa lain yang juga berada di atas panggung. Persoalannya sama, yakni soal pupuk bersubsidi yang tidak diterima.
Ia juga menegaskan, untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, petani tidak memerlukan kartu tani, melainkan hanya CTP.
“Tak perlu kartu petani. Sudah tidak berlaku! Gunakan CTP-mu. Kalau ada yang menghalangi, lapor ke polisi setempat atau lapor ke sini. CTP-nya cukup (untuk) pupuk,” kata Amran.