Dilansir koresponden Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian (Menton) Andi Amran Suleman mengumumkan bahan pangan Makanan Bergizi Gratis (MBG) akan disediakan dari desa sekitar lokasi pelaksanaan program.
Hal ini dilakukan untuk menunjang pergerakan perekonomian di desa.
Selain Pangan Merah Putih Nasional, Amran mengatakan, bahan bakunya diambil dari lingkungan sekitar desa atau dari dapur tempat pembuatannya. Ini tujuan kami. Hasilnya adalah pergerakan perekonomian masyarakat desa. .” Gerakan menuju swasembada pangan berkelanjutan di Kementerian Pertanian di Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2024).
Menurut Amran, warga desa akan terlibat dalam MBG dengan menanam sayuran untuk kebutuhan program.
Selain sayuran, kebutuhan protein seperti telur, ikan, dan ayam juga bisa dihasilkan oleh warga desa.
Kementan juga siap memberikan bantuan bibit lada, bibit sayuran, rumah bibit, umbi-umbian, ayam/itik petelur, pakan, kandang dan bantuan secara gratis.
“Telur bisa dihasilkan di masyarakat sekitar. Lalu bisa dihasilkan ikan dan unggas. Beternak ayam di sekitar rumah, lalu kambing, lada, dan terong,” kata Emran.
Hasil produksi warga desa ini selanjutnya akan didistribusikan ke dapur-dapur yang menyiapkan makanan untuk program MBG.
Oleh karena itu, tidak perlu lagi melakukan pengadaan pangan dari kota besar atau bahkan mengimpornya.
“Jadi tidak perlu impor atau beli ke kota atau tempat lain, tapi bahan bakunya disiapkan di dapur makanan yang bergizi,” kata Amar.
Sebelumnya, Amran menyampaikan Kementerian Pertanian sedang menyiapkan program kebun pangan bergizi.
Dijelaskannya, dalam program ini Kementerian Pertanian akan mendistribusikan benih dan bibit terbaik kepada rumah tangga.
Harapannya, setiap rumah tangga dapat memenuhi kebutuhan MBG dari tanaman yang ditanamnya.
“Jadi bisa menanam sayuran, umbi-umbian di kebun, ayam, bebek, dan lele di kebun,” kata Amaran dalam keterangan tertulis di kantor Kementerian Pertanian, Jumat, 25/10/2024. katanya.
Berdasarkan data yang dimiliki Amran, dia menyebut ada 70 juta rumah tangga di Indonesia.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Amran mengungkapkan rata-rata pengeluaran rumah tangga setiap bulannya sebesar Rp2 juta atau total pengeluaran rumah tangga di seluruh Indonesia sebesar Rp1.400 triliun per tahun.
Menurut Amaran, toko makanan bergizi berpotensi menekan pengeluaran rumah tangga.
Amran juga optimis makanan bergizi dapat memacu mobilitas ekonomi di pedesaan.
Ia mencontohkan, makanan yang dihasilkan di kebun bisa diberikan ke sekolah dan restoran.
“Jangan hanya melihat makanan yang bergizi. Lihatlah apa yang terjadi di sekitar Anda. Sayur segar, ayam, dan telur bisa menjadi bahan baku di sekitar sehingga perekonomian desa bisa maju,” kata Amaran.