Laporan jurnalis Tribunnews.com Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia berupaya keluar dari jebakan middle income trap untuk masuk 10 besar, sebagai negara terkuat dari segi ekonomi.
Daya beli yang terus meningkat juga membuka peluang baru untuk menutup kesenjangan konsumsi per kapita di Indonesia.
Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmit, masih banyak produk yang konsumsinya masih rendah di Indonesia, salah satunya adalah keramik, dimana konsumsi per kapita di Indonesia sebesar 2,2 meter persegi/kapita, masih di bawah rata-rata dunia sebesar 2,5. m2/kapita.
Selain itu, pembelian mobil dengan tingkat kepemilikan 99 mobil/1000 orang (dibandingkan Thailand 240 mobil/1000 orang dan Malaysia 450 mobil/1000 orang), serta produk kecantikan seperti produk rambut yang konsumsi per kapita hanya itu. setengahnya di Thailand.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan hal-hal tersebut bisa menjadi peluang bisnis bagi industri dalam negeri untuk menyasar pasar dalam negeri.
“Ada potensi untuk dikembangkan. Apalagi mengingat jumlah penduduk kita jauh lebih besar dibandingkan negara pesaing. Jadi yang menjadi pertanyaan besar apakah daerah ini secara konsumsi per kapita akan diisi dengan produk impor atau dalam negeri?”, tutur Agus Gumiwang Jakarta (30 Juni 2024).
Menperin mengatakan, pihaknya tidak menentang impor. Asalkan bukan soal bahan baku impor atau produk yang bisa diproduksi di dalam negeri.
“Kemenperin punya data bahan baku dan produk industri yang diproduksi di dalam negeri. Kami ingin industri menggunakan bahan baku dalam negeri,” jelasnya.
Menperin menyampaikan, dalam lima tahun terakhir, kinerja industri manufaktur nasional cukup cemerlang.
Kinerja baik ini patut terus didukung untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional, dengan berbagai program dan kebijakan strategis.
Saat ini saya sebagai Menteri Perindustrian masih mempunyai tanggung jawab dan tugas yang harus segera diselesaikan, termasuk persiapan keberlanjutan atau penyerahan tongkat estafet kepada pemerintahan baru, khususnya terkait kebijakan di sektor industri manufaktur, kata Agus Gumiwang.