Menperin Agus Gumiwang Rayu Produsen EV Turki Investasi di Indonesia

Laporan jurnalis Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Perindustrian Republik Indonesia (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, H.E. Mehmet Fatih Kacir saat berkunjung ke Turki pada tanggal 4 dan 5 Juni.

Pertemuan kedua bertujuan untuk memperkuat kerja sama khususnya di bidang industri.

Terdapat beberapa sektor prioritas yang berpotensi untuk dikembangkan bersama kedua negara, antara lain industri pertahanan, industri baterai kendaraan listrik, industri halal, dan kerja sama antar kawasan industri.

Terkait industri pertahanan, Türkiye menyatakan kesediaannya untuk memberikan bantuan dalam pengembangan industri pertahanan Indonesia.

Kemudian, bekerja sama dengan industri baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) berbasis nikel, Menperin mengajak produsen mobil listrik Turki untuk menjalin kemitraan dan berinvestasi di Indonesia, menawarkan berbagai insentif yang bisa diberikan pemerintah untuk mendorong penggunaan baterai. kendaraan listrik di negara tersebut.

Saat ini, Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia telah memiliki PT Industri Batteries Indonesia/Indonesia Battery Corporation yang mendukung investasi di sektor kendaraan listrik.

Karena merupakan dua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka kerja sama di bidang industri halal mempunyai peluang besar untuk dikembangkan.

“Turki memiliki peluang yang sangat bagus di industri makanan dan minuman serta dapat menjadi pusat produksi produk halal di seluruh dunia. Indonesia akan mendukung Turki untuk meningkatkan investasi di industri halal,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang di Jakarta, Jumat (7. / 6). /2024).

Terkait kerja sama antar kawasan industri, Menperin menyampaikan bahwa terdapat Memorandum of Understanding (MoU) antara Ortadoğu Sanayi ve Ticaret Merkezi (OSTİM) dengan Kawasan Industri Batang dan Kawasan Perdagangan Bebas Tanjung Pinang (KPBPB) untuk melaksanakan OSTİM. model pengembangan kawasan di kedua wilayah tersebut.

“Kami berharap penandatanganan nota kesepahaman ini menjadi pintu gerbang lebih banyak lagi kawasan Turki yang dapat menjalin kerja sama dengan kawasan industri di Indonesia,” kata Agus.

Salah satu kerja sama yang akan diupayakan Indonesia dan Turki antara lain kerja sama standardisasi halal antara Badan Standardisasi Nasional dan Institut Standardisasi Turki.

Tujuannya adalah untuk menyelaraskan standardisasi dan saling pengakuan produk halal kedua negara untuk meningkatkan akses pasar.

Selanjutnya, Kementerian Perindustrian akan berkoordinasi dengan BUMN Mind ID untuk menindaklanjuti pembahasan kerangka investasi bersama di sektor baterai kendaraan listrik dan industri otomotif.

“Di bidang industri penerbangan, kerja sama akan fokus pada tujuan seperti transportasi kargo dan logistik. Mengingat Indonesia dan Turki memiliki keunggulan masing-masing di industri penerbangan, kami yakin industri kedua negara akan saling melengkapi dan meningkatkan kapasitas,” jelas Agus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *