Menlu Retno Marsudi Temui PM Vietnam Bahas Realisasi Kerja Sama Ketahanan Pangan

Reporter Tribunnews.com Danang Triatmojo melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi mengunjungi Hanoi, Vietnam pada 23-24 April 2024. Salah satu tugasnya adalah bertemu dengan Perdana Menteri. (PM) Vietnam Pham Minh Chinh, di Hanoi, Vietnam.

Dalam pertemuan tersebut, Retno membicarakan banyak hal. Di antara mereka, Indonesia dan Vietnam telah sepakat untuk meningkatkan target perdagangan sebesar 18 miliar dolar AS atau lebih pada tahun 2028.

Kemudian Indonesia mengajak Vietnam untuk memulai kerja sama ketahanan pangan.

Oleh karena itu, perundingan kesepakatan kerja sama keamanan pangan harus segera dimulai, kata Retno dalam pengumumannya, Kamis (25/4/2024).

Selain kedua hal tersebut, Retno kembali menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat integrasi ASEAN, termasuk penyusunan Visi ASEAN 2045.

Sebelum bertemu dengan Perdana Menteri Vietnam, Retno mengawali aktivitasnya di Hanoi dengan mengikuti ASEAN Future Forum 2024. 

Forum ini untuk bertukar pandangan dan gagasan mengenai masa depan ASEAN dalam rangka tracking 1.5 yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah, pakar, akademisi, profesional, dan dunia usaha.

Dalam konferensi yang mengusung tema ‘Pembangunan masyarakat dalam komunitas yang cepat dan stabil’ itu hadir dua kepala negara, yaitu PM Vietnam dan PM Laos Sonexay Siphandone yang dipimpin oleh ASEAN.

Namun, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, ikut berbicara, dan Sekretaris Jenderal PBB telah berbicara melalui email.

Saat itu, Retno yang berasal dari Indonesia diundang menjadi keynote speaker pada sesi kedua yang mengangkat tema ‘Membangun keamanan manusia yang lebih baik di komunitas ASEAN’.

Saat ini, pekerjaan terakhir Retno di Hanoi adalah memimpin Komisi Gabungan Kerja Sama Bilateral (JCBC) ke-5 antara Indonesia dan Vietnam. JCBC akan diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2022. Kerjasama Vietnam dan Indonesia telah terjalin sejak tahun 2013.

“Selain permasalahan bilateral, pertemuan tersebut juga membahas permasalahan domestik dan internasional.” Secara umum kedua negara sepakat untuk bekerja sama demi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Asia Tenggara dan Indo Pasifik,” kata Retno.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *