Menlu Iran Sesalkan Sanksi yang Dijatuhkan Uni Eropa, Klaim Hanya Bela Diri Terhadap Israel

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdullahian mengkritik Uni Eropa yang menjatuhkan sanksi menyusul serangan balasan Iran terhadap Israel pada 13 April.

Abdullahyan mengatakan Uni Eropa seharusnya tidak menyenangkan Israel karena Iran sebenarnya hanya membela diri dari Israel.

Iran menembakkan ratusan drone dan rudal ke Israel sebagai tanggapan atas serangan mematikan Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus pada 1 April.

“Sangat menyedihkan melihat UE dengan cepat mengambil keputusan untuk memberlakukan pembatasan ilegal lebih lanjut terhadap Iran hanya karena negara tersebut menggunakan haknya untuk membela diri terhadap agresi sembrono Israel.” tulis Amir Abdullahian dalam postingannya di X pada Selasa (23): /April 2024).

Dia menambahkan: “Uni Eropa seharusnya tidak mengikuti rekomendasi pemerintah AS untuk menenangkan rezim kriminal Israel.”

Abdullahyan meminta UE untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel.

Pernyataan Abdullahian muncul sehari setelah para menteri luar negeri Uni Eropa menyetujui sanksi baru terhadap Iran, yang tidak hanya mencakup proksi regional seperti Hizbullah Lebanon tetapi juga pasokan drone, rudal, dan suku cadangnya. Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdullahian (HO)

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Bilström menghadiri pertemuan para menteri luar negeri dan pertahanan dari 27 negara di Luksemburg dan mengatakan: “Saya ditanya tentang agen, jadi saya ingin menekankan bahwa agen juga harus dimasukkan dalam rencana tersebut.” Saya ingin menekankan hal itu,” katanya kepada The National.

Kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell mengatakan pada Senin (22 April 2024) bahwa negara-negara anggota blok tersebut akan dapat memperluas sanksi UE saat ini terhadap Iran terkait drone dengan memasukkan rudal dan pengirimannya ke luar negeri.

“Kami telah mencapai kesepakatan politik untuk memperluas sanksi drone yang ada hingga mencakup rudal dan kemungkinan transfer ke Rusia,” kata Borrell. UE telah lama menyelidiki kejahatan Iran.

Uni Eropa telah mempertimbangkan sanksi terhadap Iran selama berbulan-bulan setelah Iran diduga mengirim rudal ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina.

Namun para pejabat mengatakan sejauh ini tidak ada bukti penularan tersebut.

Serangan Iran terhadap Israel menggunakan drone dan rudal telah membawa perubahan besar di UE.

Negara-negara Uni Eropa mengecam keras serangan tersebut, dengan mengatakan hal itu menempatkan Iran pada risiko perang regional.

Sebaliknya, dia menolak mengomentari laporan bahwa Israel telah membunuh tujuh pejabat Iran di konsulatnya di Damaskus dalam serangan rudal pada 1 April.

Beberapa negara, termasuk Jerman, mengaku tidak memiliki cukup informasi untuk mengomentari serangan tersebut.

Pada bulan Februari, sembilan negara, termasuk Jerman, Perancis, Belanda dan Lithuania, menyerukan perpanjangan sanksi terhadap industri drone dan rudal Iran.

Uni Eropa juga melanjutkan sanksi PBB terhadap rudal balistik Iran setelah habis masa berlakunya pada bulan Oktober.

Sementara itu, Iran membantah memasok drone atau rudal ke kelompok regional.

Iran juga berulang kali mengonfirmasi bahwa drone yang dipasok Rusia yang diduga digunakan dalam perang melawan Ukraina dikirim ke Moskow pada Februari 2022, jauh sebelum perang Ukraina dimulai.

(Tribunnews.com, Tiara Sheraby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *