Menlu AS Komentari Yahya Sinwar Jadi Kepala Biro Politik Hamas, Gantikan Ismail Haniyeh

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengomentari penunjukan Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Jalur Gaza, sebagai kepala Biro Politik Hamas yang baru, menggantikan Ismail Haniyeh.

Dia menegaskan, Yahya Sinwar telah memutuskan untuk menyerukan gencatan senjata.

“Dulu dan sekarang, Yahya Sinwar adalah orang yang mempunyai keputusan akhir dalam mencapai gencatan senjata dan dia harus memutuskan apakah dia ingin melanjutkan perundingan gencatan senjata,” kata Antony Blinken, Selasa (6/8/2024).

“Negosiasi mengenai tahanan di Gaza sudah mencapai tahap akhir,” lanjutnya.

Ia mengundang kedua belah pihak untuk bekerja sama menyelesaikan perundingan gencatan senjata.

“Para pihak harus bekerja untuk menyelesaikan perjanjian Gaza sesegera mungkin,” tambahnya.

Anthony Blinken juga meminta Iran dan Israel tidak meningkatkan perang di kawasan.

“Kami mengatakan kepada Israel dan Iran secara langsung bahwa tidak ada seorang pun yang boleh meningkatkan konflik di kawasan,” ujarnya, seperti dikutip Al Arabiya.

Israel sebelumnya diduga membunuh Ismail Haniya dalam ledakan ruangan saat berkunjung ke Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024) sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

Setelah pembunuhan tersebut, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengancam akan melakukan pembalasan terhadap Israel karena pembunuhan tersebut menargetkan tamu penting Iran dan dilakukan di wilayahnya.

Sehari sebelumnya, Hizbullah mengancam akan membalas Israel atas terbunuhnya komandan Hizbullah Fuad Shukr dalam serangan udara Israel di Beirut, Lebanon pada Selasa (30/7/2024) malam. Jumlah korban di Jalur Gaza

Saat ini Israel masih terus melakukan agresinya di Jalur Gaza, jumlah warga Palestina yang tewas meningkat menjadi lebih dari 39.653 orang dan 91.535 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (6/8/2024), dan 1.147 orang. kematian di wilayah Israel, dikutip oleh Anadolu Agency.

Israel sebelumnya mulai mengebom Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk memerangi pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan ada sekitar 120 sandera, hidup atau mati, yang masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza menyusul pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Unitha Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina vs Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *