Menkop UKM: Praktik Perang Harga Jadi Tantangan Pebisnis di Era Digital

Aku

Reporter Tribunnews.com Dennis Destrivan melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (MenKopUKM) Teten Masduk menyebut maraknya perang harga atau praktik predatory pricing seiring tumbuhnya adopsi digital di kalangan pengusaha.

Menurut Teten, edukasi dan literasi penting bagi konsumen di pasar ekonomi digital agar tidak tertipu dengan produk impor yang murah namun di bawah standar.

“Konsumen kita di pasar online mudah tergiur dengan produk impor karena harganya yang murah,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki di Jakarta, Sabtu. Jadi, kebanyakan dari mereka tertipu dengan kualitas produknya. / 9/2024).

Teten meyakini jika konsumen terus berpendidikan dan melek huruf, maka penjualan produk lokal yang lebih berkualitas akan meningkat.

Diakuinya, ekonomi digital berkembang pesat, namun juga menimbulkan persaingan yang ketat dari perusahaan-perusahaan besar dan platform e-commerce internasional.

“Hal ini juga menimbulkan tantangan, terutama dengan praktik predatory pricing,” ujarnya.

Faktanya, dominasi produk impor di platform digital menjadi masalah besar karena 90% penjualannya berasal dari impor, kata Teten. Hal ini mengurangi peluang bagi UKM lokal untuk bersaing di pasar global.

“Maka pemerintah berupaya melindungi UKM dengan menerapkan Peraturan Dunia Usaha 31 Tahun 2023 yang bertujuan untuk melindungi UKM secara komprehensif di era ekonomi digital,” kata Menteri Teten.

Bagi Teten, digitalisasi mempercepat pertumbuhan UKM. Laporan Pemberdayaan UMKM 2022 menunjukkan bahwa digitalisasi memiliki manfaat yang signifikan dalam meningkatkan kinerja bisnis UMKM.

Menteri Teten menyampaikan, penjualan meningkat rata-rata 84,2%, efisiensi operasional sebesar 73%, perluasan pasar sebesar 62,8%, dan efisiensi biaya sebesar 50,7%.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *