Reporter Tribunnews.com Nits Khavaroch melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Digital Miutiya Hafid menilai situs judi online ibarat buku pegangan dan uang. Artinya kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan.
“Seperti yang teman-teman ketahui, website adalah satu hal dan akun adalah hal lain,” kata Meithia dalam konferensi pers tentang keberhasilannya mengakhiri perjudian online. Jadi kalau daerah itu seperti lengannya, laporan ini seperti pembuluh darahnya. Desk dan Desk Keamanan Siber dan Perlindungan Data, Kamis (21/11/2024) Kantor Komedigi, Jakarta Pusat.
Meitia menyebutkan, antara 8 Agustus 2023 hingga 19 November 2024, terdapat 821 rekening bank yang terhubung dengan situs perjudian online, dan pengaduan diajukan ke BCA, BRI, BNI, dan bank lain.
“Ini juga yang kami dorong dan coba kerja sama dengan OJK dan perbankan, dalam hal ini Bank Indonesia,” jelasnya.
Di sisi lain, Maitya mengatakan akun terkait perjudian online juga akan berasal dari dompet. Menurut laporannya, beberapa dompet tersebut adalah Dana, Gopay, Ovo dan Connect Aja. Ia ingin kedua sistem mata uang digital tersebut menghentikan aktivitas perjudian online.
“Platform ini pakai yang namanya e-wallet. Banyak dipakai untuk judi online. Teman-teman Dana, Gopay, Ovo, Connect Aja. Ini juga sudah kita sediakan dan terus kita unduh ke dompetnya,” jelasnya.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (COMDIGI) telah melarang lebih dari 380.000 situs taruhan online (Judol) sejak 20 Oktober atau pemerintahan baru Prabowo Subianto.
Meitia mengatakan, pelarangan ratusan ribu situs perjudian online ini merupakan hasil kerja sama dengan Internet Gambling Suppression Desk yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia, Budi Gunawan.
Hingga 19 November, kami melihat jumlah situs yang diblokir telah mencapai 104.819. Kalau kita hitung mulai 4 November, 20 Oktober atau pemerintahan baru jumlahnya mencapai 380.000, ujarnya. Meutya.