TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Marsekal TNI (Purn) Dr. (.C.) Hadi Tjahjanto, SIP mendukung penuh terselenggaranya Kompetisi Mahasiswa Jurnalis Nasional Tahun 2024.
Yang akan diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Komite Harmonisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (KPTIK).
Dukungan itu disampaikan eks Panglima TNI itu, saat menerima sambutan Tim Nasional Penerapan Jurnalis Mahasiswa Tahun 2024 yang dihadiri Staf Ahli Jurnalis Nasional, Letjen TNI (Purn) Ganip Warsito, SE., MM., dan Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT RI, Mayjen. Rody Widodo.
Selain itu, pada Rabu (7 Maret 2024), Ketua Tim Pelaksana Jurnalis Nasional dan Ketua KPTIK Dedi Yudianto serta Wakil Ketua Tim Pelaksana Jurnalis Nasional sekaligus Tenaga Ahli BNPT Soegiharto Santoso berada di kantor Koordinasi. Menteri Politik Hukum dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto mengatakan, melalui kompetisi ini isu intoleransi di kalangan mahasiswa nantinya bisa diredam antar sesama mahasiswa dengan tulisan tentang kebangsaan.
“Acara ini bagus untuk mengurangi masalah intoleransi dan radikalisme di kalangan mahasiswa. Kami tentu mendukung acara ini.” Hadi Tjahjanto menanggapi laporan tim pelaksana mengenai tujuan diadakannya lomba tersebut, mengatasi masalah intoleransi pasif di kalangan pelajar.
Menko Polhukam juga mendukung gagasan tim pelaksana untuk memasukkan topik kompetisi bahaya perjudian online dalam kompetisi nasional jurnalis mahasiswa.
“Saya juga mendukung tema bahaya judi online dalam kompetisi ini. Karena akhlak anak bangsa sedang dirusak dan uang kita diambil oleh bandar,” lanjutnya.
Usai pertemuan dengan Menko Polhukam, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT RI, mag. Roedy Widodo mengatakan, kompetisi mahasiswa jurnalisme nasional tahun 2024 merupakan bagian dari upaya BNPT. Dimana membangun kesiapan nasional melalui pemberdayaan masyarakat.
Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan ancaman terorisme di masyarakat. Juga sebagai sarana penyebaran nilai-nilai kebangsaan untuk memerangi radikalisme terorisme, ujarnya.
Dengan adanya kompetisi ini, lanjut Roedy Wibowo, mahasiswa diajak untuk menyikapi secara lebih kritis dan bijaksana terhadap berbagai fenomena, khususnya terkait isu kebangsaan melalui karya jurnalistik yang berkualitas.
“Kompetisi ini juga diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan jurnalistik dan wadah menyumbangkan pemikiran konstruktif bagi bangsa dengan memperkuat nilai-nilai kebangsaan pada diri pesertanya,” jelas Rudy, sapaan akrabnya.
BNPT menilai kompetisi ini merupakan suatu kewajiban untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, khususnya di bidang jurnalistik. Khususnya memperkuat ketahanan nasional terhadap ancaman laten penyebaran terorisme radikal melalui pemanfaatan media dan teknologi informasi.
Di tempat yang sama, Dedi Yudianto, Ketua Tim Pelaksana Nasional Kompetisi Jurnalisme Mahasiswa, memuji dukungan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan terhadap rencana pelaksanaan kompetisi jurnalisme mahasiswa.
“Kami sampaikan kompetisi ini akan memiliki kategori tematik tentang bahaya perjudian online. Menko Polhukam banyak memberikan dukungan, termasuk meredam isu intoleransi dan radikalisme di kalangan pelajar,” kata Dedi, yang yang disebut
“Hal ini untuk membangun opini mahasiswa dan masyarakat luas tentang betapa berbahayanya perjudian online dan sikap intoleransi yang akan sangat merusak dan berdampak buruk pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat,” lanjutnya.
Senada dengan Dedi, Wakil Ketua Tim Pelaksana Soegiharto Santoso mengaku bangga karena ide kompetisi ini mendapat dukungan kuat dari Menko Polhukam.
“Beliau berjanji akan berusaha hadir pada ‘kick-off’ pertama kompetisi yang bertepatan dengan HUT BNPT pada pertengahan Juli mendatang,” pungkas Hoki, sapaan akrabnya.