Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Sebut Kebaya Simbol Ekonomi Kerakyatan

Laporan reporter Tribunnews.com Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kebaya merupakan simbol ekonomi kerakyatan yang 100 persen kandungan lokalnya.

“Kami melihat kebaya tidak hanya sebagai kekayaan budaya bangsa, tetapi juga sebagai simbol industri garmen atau tekstil dalam negeri karena industri kebaya memiliki kandungan lokal 100 persen,” kata Airlangga saat peluncuran Kowani Expo di Jakarta. , pada Selasa 23 Juli 2024).

Airlangga menjelaskan, kebaya beserta aksesorisnya dibuat dengan tangan menggunakan alat tradisional atau non pabrikan.

Menurut Airlanggo, kebaya juga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya kaum perempuan.

“Kebaya bukan hanya sekedar garmen, tapi juga simbol perekonomian masyarakat,” kata Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga memberikan apresiasi kepada perempuan Indonesia yang telah mampu memajukan perekonomian negara melalui kebaya dan aksesorisnya.

Pihaknya terus mendukung penetrasi kebaya ke pasar ekspor.

Pemerintah juga membantu dengan memberikan pinjaman usaha kepada masyarakat yang tidak memerlukan agunan untuk pinjaman hingga Rp 100 juta.

“Pemerintah menyediakan dana hingga Rp270 triliun untuk membantu UKM naik kelas,” kata Airlangga.

Ia juga mendorong perempuan Indonesia untuk meningkatkan keterampilan mereka melalui Kartu Prakerja yang disediakan pemerintah.

Sehingga keterampilan yang diperoleh tetap relevan dengan kebutuhan saat ini.

Ketua Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Jenderal Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan Kowani Expo merupakan rangkaian acara puncak Hari Kebaya Nasional yang akan digelar pada 24 Juli di Istora Senayan, Jakarta.

Giwo menambahkan, peringatan Hari Kebaya Nasional baru pertama kali digelar pada tahun ini seiring dengan terbitnya Perpres 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.

Perwujudan Hari Kebaya Nasional ini mengusung motto “Lestarikan Kebudayaan dengan Mengenakan Baya dengan Bangga”.

“HKN sendiri bertujuan untuk menghadirkan dan menyuarakan kembali kebaya sebagai bagian dari sejarah perjuangan perempuan Indonesia, untuk membangkitkan wujud rasa cinta dan bangga terhadap jati diri bangsa dan tanah air,” kata Giwo.

Selain itu juga bertujuan untuk melestarikan warisan budaya dengan menjadikan kebaya sebagai wadah berkreasi tanpa menghilangkan nilai standar dari kebaya, serta menjadikan kebaya sebagai pakaian wanita yang dikenakan dalam berbagai acara.

Giwo juga menjelaskan, kebaya juga dapat meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan dan pertumbuhan ekonomi bangsa.

Sebab, dengan dilaksanakannya Hari Kebaya Nasional, beberapa UMKM mengaku mengalami peningkatan penjualan produk kebaya dan aksesoris pendukungnya.

“Melalui kebaya, perempuan Indonesia bisa naik kelas dan lebih maju,” kata Giwo.

Melengkapi perayaan HKN, delapan kebaya legendaris koleksi Ibu Tien Soeharto beserta kainnya juga akan dipamerkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *