Menko Luhut Kenang Faisal Basri: Aktif Berikan Saran Meski Kerap Beda Pandangan

Demikian dilansir reporter Tribunnews.com, Nitis Gavaroh

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengenang ekonom senior Faisal Basri sebagai sosok yang banyak berkontribusi dalam kebijakan perekonomian Indonesia saat ini.

Ia mengatakan, Faisal Basri juga dikenal aktif sebagai penasihat kebijakan atau proyek pengurangan nikel yang menjadi fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Pak Faisal banyak memberikan data perekonomian Indonesia, termasuk isu kebocoran nikel. Meski terkadang berbeda pandangan, saya selalu menghargai setiap pendapat dan argumen yang disampaikannya,” kata Menko Luhut, Kamis. 5/9/2024).

Meski beberapa kali menduduki berbagai jabatan, ia secara pribadi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Menteri Koordinator Luhut Faisal Basri sebagai sosok yang sangat loyal dan jujur.

“Saya selalu menghormati cara Park Faisal menyampaikan pandangannya. Beliau selalu lugas, namun rendah hati dan mau mendengarkan meski berbeda pandangan. Keberanian dan kejujurannya dalam berdebat menunjukkan karakter kuatnya sebagai seorang intelektual,” kata Luhut.

Menurut Menko Luhut, meski dalam banyak kesempatan berbeda pendapat dalam pembahasan kebijakan, Faisal Basri tidak pernah menjadikan kritik sebagai alat untuk menggulingkan, melainkan membangun.

“Beliau kritis tapi selalu semangat perbaikan. Itu sangat mengapresiasi saya. Kita butuh orang-orang seperti Pak Faisal di Indonesia,” imbuhnya.

Bagi Luhu, Faisal Basri adalah contoh intelektual yang tetap teguh pada pendiriannya meski kerap ditentang pemerintah.

“Indonesia kehilangan seorang pemikir besar. Kami yakin segala jasa beliau kepada bangsa akan menjadi amal shaleh dan beliau akan mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya.

Sementara itu, Menko Luhut mengatakan pertemuan terakhirnya dengan Faisal Basri terjadi pada tahun 2021 setelah Indonesia menghadapi gelombang pertama pandemi Covid-19.

“Kami terakhir bertemu Pak Faisal pada tahun 2021 setelah Covid-19. Saat itu beliau memberikan kontribusi yang sangat berharga terhadap proyek PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari sudut pandang ekonomi. Kontribusinya membantu menjaga keseimbangan antara kesehatan dan perekonomian negara,” jelasnya.

Diketahui, Faisal Basri mengembuskan napas terakhir pada Kamis, 5 September 2024 pukul 03.50 di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta akibat penyakit jantung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *