TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Produksi pupuk berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan dan perekonomian Indonesia.
Ketersediaan pangan suatu negara dapat dicapai dengan meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman, dan pupuk merupakan faktor penting dalam keberhasilan ketahanan pangan.
Pemerintah mendukung revitalisasi infrastruktur pertanian melalui modernisasi.
Oleh karena itu, industri, organisasi penelitian dan Kementerian/Organisasi harus bekerja sama untuk mengembangkan pupuk yang lebih baik dan berkelanjutan.
Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat upaya penyelesaian tantangan global seperti fluktuasi harga komoditas dan perubahan iklim.
“Tujuan dibangunnya pertanian bukan untuk petrokimia, tapi (produksi) padi yang tujuan utamanya. Tidak ada kebun sayur tanpa pupuk. Nasi adalah makanan tradisional masyarakat Indonesia, jadi kita beruntung bisa hidup dari nasi saja. Namun, pasca reformasi, pembangunan pabrik dan produknya berjalan cukup lambat. Padahal, pembangunan pabrik merupakan pekerjaan terbaik bagi masyarakat di industri besar, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, saat melakukan kunjungan kerja ke PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), di Bontang. Kota, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024).
Airlangga juga mengapresiasi pentingnya peran Pupuk Kaltim dalam mendukung kebijakan negara dalam pengembangan teknologi hijau dan menuju teknologi biru yang bertujuan untuk merintis bisnis ramah lingkungan yang akan menjadi benchmark bagi bisnis lainnya.
Kontribusi perusahaan ini sangat penting terhadap pembangunan daerah dan nasional.
“Penerapan pupuk yang benar sangat penting, (misalnya) untuk pembangunan pertanian karena memberikan nilai tambah bagi pembangunan manusia yang baru. (Nanti) dalam hal petrokimia. Saya juga percaya bahwa kita adalah negara pertama di Asia Pasifik (yang menghasilkan) banyak sampah ramah lingkungan. Jadi, mungkin itu menjadi tantangan ke depan yang ingin saya hadapi, karena sejalan dengan rencana pergantian kekuasaan, kata Airlangga.
Menurut Menko Airlangga, energi dunia ke depan akan mengarah pada hidrogen, namun Indonesia juga kuat karena bisa memanfaatkan amonia.
“Penting untuk mempromosikan kekuatan amonia karena di beberapa negara 20 persen amonia telah digunakan untuk batu bara. Kombinasi penangkapan dan penyimpanan amonia dan karbon juga menghasilkan energi ramah lingkungan. Tujuan kami adalah mencapai nol emisi, tanpa merusak energi (sumber daya) yang ada di Indonesia. “Nah, Pupuk Group Indonesia harus kita manfaatkan ke depan,” kata Airlangga.
Pemerintah menetapkan alokasi jumlah bantuan pupuk pada tahun 2024 sebesar 9,55 juta ton, didukung dengan data sesuai nama dan alamat sebagaimana diperintahkan Presiden Joko Widodo di Majelis Nasional pada tanggal 26 Februari 2024 terkait Keberlanjutan Beras. -Berbasis Dialog.
Jumlah tersebut meningkat dari alokasi awal pupuk bersubsidi sebesar 4,7 juta ton.
Anggaran subsidi pupuk tahun 2024 juga ditingkatkan menjadi Rp7,1 triliun dari semula Rp26,68 triliun sehingga total anggaran menjadi Rp33,78 triliun.
Pemerintah saat ini berupaya meningkatkan transparansi dan pelaksanaan distribusi bunga bantuan.
Teknologi digital telah dimanfaatkan untuk memantau distribusi dan pengiriman ke petani agar tepat sasaran.
Salah satu upaya penting dalam hal ini adalah dengan mengintegrasikan data dan proses ke dalam satu sistem yang terintegrasi dan real-time.
Misalnya saja menggabungkan data dan proses dari Kementerian Pertanian dan PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui aplikasi i-Pubers.
Kedepannya diharapkan dapat terintegrasi dengan data dan sistem perbankan yang ada di e-wallet juga.
“Dan pekerjaan rumah Pupuk Indonesia juga adalah melakukan penyaluran pupuk tepat sasaran. Nah, faktanya tepat sasaran itu perlu sistem, dan menurut saya programnya angkanya lengkap.” (Ikuti saja) instruksi Presiden. tentang bagaimana mencari deposit pada suatu target,” kata Airlangga.
Turut hadir dalam kegiatan ini Anggota DPR RI, Wakil Direktur Organisasi Teknologi Pangan dan Pertanian Kementerian Perekonomian Koperasi, Divisi Khusus Kementerian Perekonomian Koperasi, General Manager PT Pupuk Indonesia, dan General Manager PT Pupuk Kaltim.