Menko Airlangga: Jadi Anggota Penuh OECD Penting Agar RI Lepas dari Jebakan Pendapatan Menengah

Laporan jurnalis Tribunnews.com Endrapt Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia sedang dalam proses bergabung menjadi anggota penuh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD)

Indonesia saat ini sedang dalam proses mengambil tindakan untuk menjadi anggota penuh OECD.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, proses aksesi ini penting untuk memantau keluarnya Indonesia dari middle income trap.

Penting juga agar Indonesia menjadi negara yang sejahtera.

“Akses terhadap OECD penting untuk memantau proses Indonesia keluar dari jebakan pendapatan yang tidak berarti dan mentransformasikannya menjadi negara yang sejahtera,” kata Airlangga saat konferensi pers dalam lokakarya proses aksi Indonesia di OECD yang diadakan di St. Louis. Regis, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2024).

“Tujuan Indonesia Emas 2045 adalah kita mengembangkan perekonomian kita secara inklusif, berkelanjutan, dan keluar dari jebakan negara-negara berpendapatan menengah,” lanjutnya.

Menurut dia, sesuai rencana pemerintah saat ini, pendapatan per kapita Indonesia diproyeksikan melebihi 10.000 dolar AS dalam 10 tahun ke depan.

Ia yakin dalam 20 tahun ke depan, pendapatan per kapita Indonesia akan semakin tinggi hingga mencapai US$30.000.

“Tentu saja, kami dapat menargetkan target yang lebih tinggi yaitu $12.000 dalam 10 tahun ke depan. Kemudian 20 tahun ke depan kita ubah lagi menjadi 24-30 ribu dolar AS,” kata Ilangga.

Ia pun mengungkapkan beberapa tujuan jika Indonesia menjadi anggota penuh OECD.

Selain peningkatan investasi, produk domestik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan meningkat sekitar satu persen.

Tentu saja tujuan kita bukan sekadar meningkatkan investasi, tapi meningkatkan PDB yang sekitar satu persen, kata Airlangga.

Pria yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, beberapa tujuan tersebut akan bermanfaat bagi dunia usaha.

Tak hanya dunia usaha, termasuk pekerja dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Hal ini juga akan berkontribusi terhadap keberlangsungan perekonomian nasional dan penyediaan lapangan kerja,” kata Airlangga.

Indonesia juga menargetkan menjadi anggota penuh OECD dalam waktu tiga tahun.

Dikatakannya, tiga tahun merupakan target internal agar seluruh pemangku kepentingan dapat bekerja sama dan berpartisipasi dalam proses penerimaan sesuai standar praktis.

Pemangku kepentingannya antara lain Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan organisasi swasta lainnya.

Kemudian, menurut Airlangga, Presiden Jokowi membentuk tim nasional untuk memfasilitasi keanggotaan Indonesia di OECD.

Hal ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 17 Tahun 2024 tentang Kelompok Nasional Persiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia dalam Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan.

Saya ketuanya, dibantu Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri, kata Airlangga.

Skuad akan berpartisipasi di semua sektor dari 26 sektor yang dibutuhkan.

Tim nasional juga menyusun rencana pembangunan jangka menengah dan panjang nasional.

“Tentunya implementasi OECD akan terus berlanjut dengan reformasi struktural yang dilakukan di Indonesia yang diawali dengan omnibus UU Cipta Kerja,” jelas Airlangga.

“Tentu saja, dalam penerapan aturan tersebut, kami mempertimbangkan praktik terbaik dari berbagai negara, termasuk dalam kerangka OECD,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *