Jurnalis Tribunnews.com Nitis Hawaroh melaporkan
TRIBUNNEWS.
Pengumuman tersebut disampaikannya saat menghadiri pertemuan sarapan pagi dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok di Universitas Tsinghua. Chiu Yong, Sabtu lalu (03/08/2024).
Menurut Airlangga, mengingat urgensinya, maka diperlukan penambahan kuota mahasiswa Indonesia di Tsinghua University yang saat ini hanya berjumlah 50 mahasiswa.
Airlangga mengatakan bonus demografi perlu dioptimalkan dalam beberapa tahun ke depan agar program tersebut dapat dilaksanakan secara lebih luas, apalagi mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar.
“Jadi ketika kita berbicara tentang ekonomi digital, kita perlu memiliki tenaga kerja agar lebih banyak siswa memiliki kesempatan untuk belajar di Tsinghua, terutama mengingat kondisi geopolitik saat ini dan kecerdasan buatan (AI) serta munculnya AI.
“Saya rasa sekarang adalah saat yang tepat bagi kami untuk membuka fasilitas kami di Kura Kura Bali,” kata Airlanga seperti dikutip, Minggu (4/8/2024).
Di sisi lain, Airlangga mengatakan pemerintah membutuhkan mesin pertumbuhan ekonomi baru melalui digitalisasi untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi ke depan.
Dia mengatakan, saat ini ada permintaan terhadap barang-barang digital seperti semikonduktor. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan pekerja terampil untuk mengimplementasikan desain microchip. Oleh karena itu, perusahaan berharap dapat mendukung pengembangan pekerja semikonduktor.
Sementara itu, Indonesia sendiri merupakan basis kendaraan listrik, sel bahan bakar, dan baterai yang mendorong optimalisasi potensi semikonduktor di masa depan.
Untuk itu, ketersediaan sumber daya manusia dan pusat pertukaran akan meningkatkan efisiensi di bidang tersebut.
“Kami membutuhkan staf. Oleh karena itu, kami berharap Tsinghua dapat mendukung perkembangannya dan pelajar dari Indonesia akan belajar di Tsinghua atau sebaliknya melatih pelatih.
Bukan untuk kursus singkat, tapi untuk beberapa waktu di bangku kuliah. Saya rasa itulah yang ingin saya lakukan selanjutnya,” jelasnya.
Di saat yang sama, pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas perekonomian dengan mengoptimalkan berbagai mesin pertumbuhan. Airlangga mengatakan, dukungan investasi multipihak pemerintah di sektor hilir nikel akan melebihi US$30 miliar pada tahun 2023 dengan capaian ekspor.