Menko Airlangga Bocorkan Upaya Penguatan Sistem Kelistrikan hingga Wacana Ekspor ke Singapura

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah mengumumkan Indonesia akan terus melakukan berbagai upaya untuk memperkuat sistem ketenagalistrikan negara bahkan berencana mengekspor listrik ke negara tetangga Singapura.

Menteri Koordinator Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menjelaskan, Indonesia saat ini sedang memperkuat sistem ketenagalistrikan di Sumatera, Jawa, dan wilayah lainnya.

Dalam kebanyakan kasus, listrik berasal dari sumber yang ramah lingkungan.

Salah satunya, pemerintah sendiri saat ini terus menggalakkan pembangunan dan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), termasuk di Kepulauan Riau.

Hal tersebut diungkapkan Airlangga usai menghadiri acara Asia Zero Emission Community (AZEC) yang digelar di St. Louis. Regis Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Tadi saya juga sampaikan bahwa jaringan listrik ini tidak hanya ada di Jawa-Sumatera, tapi terhubung dengan Kepulauan Riau dan Batam-Bintan-Karimun, kata Airlangga.

“Ini juga salah satu proyek yang bertujuan untuk menghilangkan panel surya di Singapura,” lanjutnya.

Diketahui, pembicaraan kerja sama Indonesia-Singapura di bidang jual beli listrik sudah beredar sejak tahun lalu.

Saat ini, Airlangga mengatakan krisis iklim dan upaya NZE (Neto Zero Emission) telah menjadi tantangan global yang memerlukan respons serius dari setiap negara untuk mengatasinya.

Salah satu upayanya adalah pembangunan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Berdasarkan hal tersebut, untuk mencari solusi, prioritas harus diberikan pada kerja sama antar negara. Oleh karena itu, kehadiran Komunitas Nol Emisi Asia merupakan hasil semangat kerja sama semua pihak.

Badan ini nantinya akan berfungsi sebagai wadah pertukaran informasi, peninjauan kebijakan dan proyek, serta bantuan kepada negara-negara AZEC dalam mengembangkan visi, rencana aksi, dan kebijakan transisi energi.

Menggabungkan peran pemerintah, pemimpin industri dan pakar, lembaga ini akan menjadi pusat pengetahuan dan inovasi bagi berbagai pemangku kepentingan.

Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa lembaga ini juga berperan penting dalam pengembangan energi terbarukan, efisiensi energi, dan praktik berkelanjutan di beberapa sektor perekonomian.

Selain itu, dengan fokus pada pembangunan berkelanjutan dan agenda nol emisi, hasil penelitian lembaga tersebut diharapkan dapat berperan dalam percepatan kolaborasi dan inovasi di kawasan Asia.

“Kami menyadari bahwa perubahan iklim merupakan kenyataan mendesak yang memerlukan tindakan cepat dan tegas dari semua negara,” kata Menko Airlangga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *