Menkeu Sri Mulyani: Pendidikan Mengenai Jual-Beli Saham Harusnya Diajarkan Sejak SD

Laporan reporter Tribunnews.com Endrapta Pramudiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pendidikan cara jual beli saham seharusnya sudah diajarkan sejak sekolah dasar (SD).

Hal itu diungkapkannya saat menyampaikan pidato pada pembukaan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2025, Kamis (01-01-2025). Dalam hal ini, Sri Mulyani mewakili Presiden Prabowo Subianto.

Pernyataan Shri Mulyani bermula dari jawaban atas pertanyaan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.

Mahendra meminta dukungan dari berbagai kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan lainnya untuk program pendalaman pasar saham.

Hal ini penting karena menurut Mahendra, jumlah masyarakat yang berpartisipasi di pasar saham masih terbilang sedikit.

Shri Mulyani menyatakan Kementerian Keuangan siap mendukung berbagai gagasan untuk meningkatkan partisipasi kementerian dan lembaga dalam edukasi pasar saham.

Sri Mulyani kemudian menceritakan pengalaman pribadinya bagaimana ia belajar jual beli saham sejak ia masih mahasiswa. 

Ia mengatakan, dirinya, Mahendra, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sudah mempelajari saham sejak kuliah.

Menurut Sri Mulyani, di era sekarang, pendidikan bekal tidak lagi diajarkan di perguruan tinggi.

Namun pendidikan saham sebaiknya diajarkan sejak sekolah dasar, seperti cara membeli dan menjual saham.

“Ini harusnya mulai diajarkan bukan di tingkat sekolah, tapi juga di tingkat sekolah dasar, agar mereka mengenal pasar saham,” kata Sri Mulyani.

Ditegaskannya, pendidikan saham sebaiknya dimasukkan dalam kurikulum sejak sekolah dasar, agar siswa terbiasa dengan transaksi jual beli saham.

Ketika masyarakat mulai terbiasa dengan saham, maka pemangku kepentingan harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa saham yang diperdagangkan adalah saham yang sehat.

“Kami juga bertanggung jawab Pak Mahendra, bahwa saham yang diperjualbelikan adalah saham yang sehat, bersumber dari fundamental perusahaan yang diatur dengan tata kelola yang baik,” kata Shri Mulyani.

“Jadi masyarakat tidak merasa membeli sekuritas yang ternyata tidak ada nilainya.” Ini menjadi tantangan bagi kita semua,” tutupnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *