Menkeu Paparkan Program Prioritas Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025 Selain Makan Bergizi Gratis

 

Reporter Tribunnews.com Dennis Destryawan melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Menkeu) mengumumkan program prioritas Presiden terpilih dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Sri Mulyani mengatakan DPR RI mengesahkan Undang-Undang Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang akan menjadi UU APBN 2025. Dalam anggaran tersebut, DPR mendapat beberapa program prioritas dari pemerintahan Prabowo-Gibran. .

Sri Mulyani mengatakan, “Beberapa program prioritas Presiden dan Wakil Presiden terpilih antara lain program pangan gratis, pembangunan sekolah unggulan, renovasi sekolah di seluruh Indonesia, pemeriksaan kesehatan gratis, serta program ketahanan pangan dan energi. .” DPR, Jakarta, Kamis (19/9/2024).

Sri Mulyani berharap APBN 2025 menjadi instrumen yang sehat, andal, dan efektif dalam membangun fondasi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045. Pemerintah mematok target penerimaan negara sebesar Rp 3.005,1 triliun.

“Ada keseimbangan antara peningkatan kapasitas APBN dalam membiayai program-program penting, namun sekaligus menjaga kondisi dan iklim investasi,” jelas Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, belanja kementerian atau lembaga sebesar Rp1.160,09 triliun juga mencakup program prioritas baru pemerintah seperti makanan bergizi gratis senilai Rp71 triliun.

Renovasi sekolah Rp 20 triliun, pembangunan sekolah layak Rp 2 triliun, pemeriksaan kesehatan gratis Rp 3,2 triliun, penghentian pengobatan TBC Rp 8 triliun, penyimpanan pangan nasional Rp 15 triliun, dan pengembangan rumah sakit berkualitas Rp 1,8 triliun, ujarnya. Sri Mulyani.

Nantinya, kata Sri Mulyani, transfer daerah senilai Rp919,9 triliun itu bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan pusat dan daerah serta meningkatkan kualitas belanja produktif dan kekuatan pajak daerah.

Sri Mulyani mengatakan, “Agar pembangunan daerah semakin harmonis, daerah-daerah tertinggal bisa lebih cepat mengejar ketertinggalannya, sehingga daerah-daerah semakin merasakan keselarasan pembangunan.”

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *