TRIBUNNEWS.COM – Menteri Keuangan Pendudukan Israel Bezalel Smotrich mengatakan pada konferensi Dewan Pemukiman bahwa Tepi Barat dan Jalur Gaza harus diduduki oleh Israel.
Ia juga menekankan perlunya mengurangi populasi Palestina di Jalur Gaza.
“Jalur Gaza harus direbut dan populasinya dikurangi menjadi kurang dari setengah populasi saat ini,” ujarnya, Senin (25/11/2024).
“Pengungsian secara sukarela di Gaza akan menjadi kunci solusi Tepi Barat,” lanjutnya.
Ia juga mengatakan tentara Israel harus hadir di Jalur Gaza dan mencegah Hamas mempersenjatai kembali.
“Satu-satunya cara untuk menghancurkan Hamas adalah dengan mengambil alih pemerintahan sipil di Jalur Gaza,” tambahnya.
Dia sebelumnya meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menguasai Jalur Gaza utara.
“Kita harus merebut Jalur Gaza bagian utara dan memberitahu Hamas bahwa jika mereka tidak membebaskan tahanan kita, mereka akan kehilangan sepertiga wilayah Jalur Gaza,” ujarnya.
“Genosida Israel terhadap Palestina tidak akan berakhir sampai Hamas benar-benar dilenyapkan dan kebebasan bertindak terjamin di Jalur Gaza,” lanjutnya, menurut Channel 12 Israel.
Dia mengulangi pernyataannya bahwa dia tidak akan menerima kesepakatan yang mencakup diakhirinya pertempuran di Jalur Gaza dan pembebasan sandera.
Menurutnya, jika Israel melakukan hal tersebut, berarti Israel menyerah dan kalah.
Ini bukan pertama kalinya Bezalel Smotrich, yang berasal dari partai sayap kanan, menyerukan pendudukan Jalur Gaza dan pengusiran penduduk Palestina.
Dua minggu lalu, Bezalel Smotrich mengeluarkan instruksi untuk mempersiapkan perluasan kedaulatan Israel di Tepi Barat.
Mereka berharap dapat melaksanakan rencana ini tahun depan dan berharap Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mendukung langkah tersebut setelah pelantikannya pada Januari mendatang, Al Jazeera melaporkan. Jumlah korban di Jalur Gaza
Israel dengan dukungan Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa terus melakukan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 44.235 orang dan 104.638 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (26/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di tanah Israel, seperti diberitakan dengan Al Mayadeen.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10/7/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak berdirinya Israel di Palestina pada tahun 2023. 2023.1948.
Israel mengklaim ada 101 sandera, hidup atau mati, masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza, setelah menukar 105 sandera dengan 240 warga Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya seputar konflik Palestina vs Israel