Wartawan TribuneNews24.com Ayesha Nursamsi melaporkan
Tribunenews.com, Jakarta – Menteri Kesehatan (Pria) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kanker payudara masih menjadi kanker pembunuh nomor satu di kalangan perempuan Indonesia.
Oleh karena itu, Budi menekankan pada deteksi dini kanker payudara.
“Mengapa begitu banyak orang meninggal karena kanker ini? Itu karena kanker ini sangat terlambat terdeteksi, setelah stadium tiga atau stadium empat. Padahal, jika bisa dideteksi pada stadium pertama atau kedua, peluang untuk bertahan hidup atau tingkat kelangsungan hidup sangat besar. tinggi. Dengan teknologi yang ada saat ini, kata Budi, Senin (9/12/2024) seperti dikutip dari situs resminya.
Jangan ragu untuk mengenali wanita bijak sejak dini.
Ia juga mengatakan bahwa pemeriksaan kanker payudara akan menjadi bagian dari program pemeriksaan kesehatan yang ditawarkan kepada wanita di atas usia 40 tahun.
Nah, program skrining yang merupakan hadiah ulang tahun dari Presiden ini akan mencakup mammogram bagi mereka yang berisiko. Nah, yang berisiko adalah perempuan di atas 40 tahun, lanjut Budi.
Budi juga menjelaskan, deteksi dini kanker payudara sebenarnya bisa dilakukan di fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas dengan menggunakan USG.
“Saya juga sudah sampaikan kepada perguruan tinggi, mari kita kurangi kapasitas (kapasitas) (dokter umum) agar 10.000 pemeriksaan USG (di puskesmas kota) bisa digunakan tidak hanya untuk pemeriksaan ibu hamil, tapi juga untuk skrining kanker payudara di kalangan masyarakat. dokter umum,” lanjutnya. Pergi. Budi.
Jika terindikasi kanker payudara, Anda mungkin akan segera dirujuk ke rumah sakit untuk biopsi atau pengambilan sampel jaringan, sel, atau cairan tubuh.
Nantinya, sampel ini diuji di laboratorium untuk mengetahui stadium kankernya.
Budi juga mengatakan, kekhawatiran terhadap hasil tes yang buruk menjadi salah satu alasan perempuan enggan menjalani pemeriksaan kanker payudara.
Padahal, menurut Budi, penyakit kanker sebaiknya dideteksi sejak dini karena lebih besar kemungkinannya untuk bertahan hidup jika diketahui sejak dini dibandingkan jika terlambat diketahui.
“Jadi kenapa banyak perempuan yang tidak mau menjalani mammogram? Itu karena mereka takut mengakui ada sesuatu yang salah. Faktanya, sebagai non-dokter, saya tahu lebih baik ketahuan pada tahap pertama daripada tahap pertama. tiga,” pungkas Budi.