Menkes Budi Gunadi Harap Industri Farmasi RI Bisa Kembangkan Vaksin Sistem Imun

Dilansir reporter Tribunnews.com, Rina Aju

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan kemandirian produk biofarmasi lokal seperti vaksin penting untuk ketahanan kesehatan Indonesia.

Ada kekhawatiran bahwa akan muncul banyak patogen baru di masa depan yang dapat menjadi penyakit atau wabah baru.

Hal itu disampaikannya saat peresmian fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, Jawa Barat baru-baru ini.

Ia berharap industri farmasi Tanah Air dapat berkembang dan berkontribusi terhadap kemandirian vaksin, mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan mandiri.

“Kedepannya saya berharap (penelitian vaksin) yang berkembang tidak hanya terkait dengan penyakit menular, tapi juga vaksin sistem imun. Jika Biotis bisa dikembangkan untuk melawan patogen kanker, maka itu juga akan menjadi game changer (ini membawa perubahan positif,” ujarnya, Kamis (12/9/2024).

Ia mengatakan, perubahan iklim saat ini menyebabkan perubahan pola penularan patogen seperti jamur, bakteri, dan virus dari hewan ke manusia.

Oleh karena itu, diperlukan penelitian dan pengembangan vaksin untuk mengantisipasi pandemi yang disebabkan oleh penularan patogen.

“Jadi Biotis mendapat kesempatan untuk memahami patogen-patogen yang ada pada hewan, sehingga nanti ketika mereka membuat vaksinnya harus lebih baik,” kata mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini.

Sementara itu, Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia FX Sudirman mengatakan fasilitas produksi vaksin ini merupakan upaya mendukung transformasi kesehatan tanah air.

“Ini komitmen kami untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri,” ujarnya.

Dijelaskannya, PT Biotis bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur untuk melakukan penelitian dan memproduksi vaksin yang dibutuhkan masyarakat.

“Kajian Unair sudah diserahkan ke Kemendikbud dan disetujui, maka kerjasama dengan Unair dan Kemendikbud kita akan mendanai penelitian vaksinnya, nanti kalau vaksinnya sudah teruji klinis, kita akan bekerja sama. dengan Kementerian Kesehatan dalam pendanaan,” ujarnya.

“Masa depan Indonesia akan lebih baik karena vaksin Merah Putih telah menginspirasi banyak peneliti. Dengan diresmikannya fasilitas ini, kami semakin yakin Biotis akan memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa,” ujarnya.

PT Biotis sejauh ini telah menjalin kemitraan strategis untuk produksi vaksin dalam negeri, termasuk vaksin pentavalen, bekerja sama dengan India untuk mencegah penyakit seperti difteri.

Kemudian, vaksin PCV-13 yang bekerja sama dengan Beijing Minhai Biotechnology Co. Ltd (Minhai), China yang berperan penting dalam pencegahan pneumonia pada anak, dan vaksin hepatitis B bekerja sama dengan Indian Immunologicals Ltd (IIL) – India.

Sementara itu, vaksin rotavirus multi-strain juga telah dikembangkan bekerja sama dengan Universitas Airlangga untuk mencegah diare akut pada anak-anak yang disebabkan oleh infeksi rotavirus.

Selain itu, PT Biotis juga menjajaki transfer teknologi mRNA (yang dapat mereplikasi virus sehingga dapat memicu sistem imun tubuh untuk melawannya) dengan beberapa pusat penelitian terkemuka di dunia. Teknologi ini dipandang sebagai masa depan vaksin dan pengobatan penyakit menular.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *