Menkes Akui Perundungan di Kalangan Dokter Terjadi Puluhan Tahun, Kini Jalur Hukum yang Bicara

Laporan reporter Bali Tribune, Ni Luh Putu Wahyuni​​Sari.

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR — Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengakui, perundungan di pendidikan dokter spesialis sudah berlangsung puluhan tahun.

Kasus terbaru adalah perundungan yang terjadi di Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi (PPDS), Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip), terhadap dr. RSUP Kariadi Semarang.

Ini bukan hanya penindasan. Namun masih ada kecurigaan adanya pungutan pajak ilegal. (Pemerasan) menimpa Dr. Aulia Risma Lestari dari seniornya.

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI, mengakui perundungan dalam pendidikan kedokteran sudah berlangsung puluhan tahun. Dan sulit untuk memperbaikinya sepenuhnya.

Ia menekankan, kurangnya komitmen pemangku kepentingan menjadi penyebab utama sulitnya memberantas praktik tersebut.

“Konflik ini sudah berlangsung puluhan tahun dan belum bisa diselesaikan secara tuntas karena kurangnya komitmen dari pemangku kepentingan. Kemarin, sejak saya menjabat untuk ketiga kalinya, saya minta kasus ini dihapus,” jelas Budi saat ditemui di Gedung DPR. Prof. RS Ngua Rah pada Senin 2 September 2024.

Budi menolak gagasan bahwa penindasan diperlukan untuk menciptakan tenaga kesehatan yang kuat.

Ia mencontohkan profesi lain seperti TNI, Polri, dan piloting yang juga membutuhkan kekuatan fisik. Tapi Anda bisa berlatih tanpa diintimidasi.

“Tidak benar jika penindasan dijadikan alasan untuk menciptakan orang yang kuat. Penindasan ini sudah keterlaluan dan justru menyakitkan baik secara fisik maupun mental. Ada juga pelecehan seksual dan permintaan uang. “Menurut saya sudah keterlaluan. Dan ketika mencapai puncaknya kemarin, yang tidak tahan harus mati,” imbuhnya. Dokter Spesialis Anestesi (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Aulia Risma Lestari (30 tahun), ditemukan tewas. Terduga bunuh diri di kamar kos kawasan Lempongsari, Gjahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/8/2024 (Handout/Mimbar Jawa Tengah)

Adapun dugaan pungli yang menjadi perhatian dalam kasus ini. Budi sudah menyerahkan pengaturannya kepada polisi.

Ia menekankan pentingnya bertindak serius agar efektif memberikan efek jera bagi pelakunya.

“Saya baru serahkan ke polisi untuk segera diberi sanksi. Supaya jelas, masyarakat tahu, dan ada efek jeranya,” jelas Menkes.

Menteri Kesehatan mengatakan dia mengambil tindakan hukum untuk memperbaiki sistem yang rusak.

“Jika tidak dilakukan, kami akan tetap percaya bahwa itu adalah hal yang wajar. Tidak peduli apa yang terjadi jika ada yang meninggal karena sistemnya yang salah. Kami harus mengakui bahwa itu salah dan memperbaikinya dengan cara yang sama. Don jangan sampai hal ini terjadi,” tegasnya.

Kasus ini menarik perhatian publik. dan memunculkan seruan kepada pemerintah dan institusi medis untuk segera mengambil tindakan tegas untuk menghentikan praktik bullying dan pemerasan dalam dunia pendidikan kedokteran di Indonesia.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan topik: Selain Dibully, Dr. Aulia pun diduga diperas oleh orang yang lebih tua. Menkes meminta polisi mengusut masalah tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *