Menilik Skema Perhitungan Iuran Tapera, Begini Ilustrasinya

Informasi dari reporter Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) merilis program studi Tapera untuk pekerja Indonesia.

Pada saat yang sama, rencana membaca kontribusi ini masih menjadi pertanyaan publik.

Direktur Utama BP Tapera Bapak Heru Pudyo Nugroho mengatakan, pemahaman masyarakat terhadap besarnya uang yang dihemat oleh Tapera akan terus dipelajari sedikit demi sedikit.

“Masih terjadi kesalahpahaman di antara banyak orang, ini tidak mudah dan harus diselesaikan,” kata Heru dalam sambutannya, Jumat (5/7/2024).

Ia mencontohkan tabungan plan 3 persen dari pendapatan Rp 4 juta per bulan yang bernilai Rp 120 ribu per bulan.

Terbukti untuk mendapatkan sebuah rumah, nilai unik Rp 120 ribu tidak bisa dihitung dengan mudah.

Banyak orang mengira jumlah Rp 120 ribu itu ditambah untuk satu tahun, lalu ditambah untuk tahun ini.

Selain itu, disebutkan bahwa jika perhitungan sederhana itu digunakan, maka sampai masa keanggotaan Tapera habis atau Anda menyerah, maka tidak akan pernah masuk dalam perhitungan pengajuan Rumah Tapera.

“Kalau perhitungan sederhana, nilai tabungan 120 ribu shilling per bulan, misalkan 20 tahun ke depan, uang yang terkumpul tidak akan cukup untuk mendapatkan nilai harga rumah karena hanya bernilai. Rp. 28,8 juta,” kata Heru.

“Yang penting bukan mencari rumah, tapi memastikan peserta mendapat uang panjang umur,” jelas Heru.

Ia melanjutkan, perlu dipahami bahwa uang yang dihemat oleh peserta merupakan salah satu cara untuk memenuhi kelayakan peserta dalam mengajukan permohonan bantuan keuangan Rumah Tapera.

Jika anggota Tapera dinyatakan memenuhi syarat, artinya memenuhi persyaratan setelah menabung selama satu tahun setiap bulan dalam setahun, hal ini menyederhanakan persyaratan dan proses pengajuan di cabang bank.

Karena itu sepertinya bisa mengalokasikan uang setiap bulannya.

Pak Heru mengatakan di situlah tanggung jawab pemerintah dengan mengurangi nilai cicilan bulanan dengan bunga lima persen hingga lunas, serta mendapatkan keuntungan berupa pengembalian pokok pinjaman bagi yang menginvestasikan uang tersebut. dan kembali. dia setuju.

Lanjutan ilustrasi di atas, jika harga rumah yang ditempati adalah Rp 175 juta dengan uang muka 1 persen, maka sebagian kewajiban yang diterima peserta dalam 20 tahun dengan tingkat bunga 5 persen adalah inklusif Rp 1.143.373. dan tabungan bulanan Rp 120 ribu sehingga menghasilkan Rp 1.263.373.

Perhitungannya lebih murah lagi jika menggunakan program KPR komersial yang tingkat bunganya lebih dari 10% dan lolos.

“Pada akhir pembayaran Rumah Tapera 20 tahun ke depan, peserta juga akan mendapatkan tabungan senilai Rp28,8 juta yang merupakan keuntungan 4 persen per tahun, sehingga peserta mendapat tambahan Rp12.799.721,” kata Heru. .

“Perkiraan nilainya 4 persen untuk tabungan atau setara deposito bank Himbara (counter rate),” jelasnya.

Selain itu, perlu diingat bahwa biaya pemeliharaan tabungan peserta berbeda dengan biaya penyaluran manfaat pembiayaan perumahan.

“Uang yang ditabung para peserta ini tidak kompetitif, malah mereka mendapatkan keuntungan dengan memperbaiki keuangannya,” pungkas Heru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *