Laporan reporter Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan investor asal Korea Selatan masih aktif membangun proyek Bali Light Rail Transit (LRT).
Menteri Perhubungan Budi mengatakan proyek angkutan massal di Pulau Dewata ini bukannya tanpa pendanaan. Tentu saja, jumlah investor diperkirakan akan meningkat.
Sementara itu, lanjut Kementerian Perhubungan, investor lokal sudah menyatakan minatnya untuk ikut serta dalam pembangunan LRT Bali.
“Dalam acara ini kami akan memberikan kesempatan kepada seluruh investor,” kata Menkominfo di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (9/9/2024).
“Menurut saya Korea masih (stabil), dan banyak pengusaha lokal yang menginginkannya.
Sementara itu, Menkominfo mengungkapkan hingga saat ini investor Tiongkok belum menunjukkan minat terhadap pembangunan LRT.
“Belum ada yang dari China,” pungkas Budi.
Sebelumnya, pada awal tahun 2024, Menteri Komunikasi Budi Karya Sumadi dan Wakil Menteri Infrastruktur dan Komunikasi Korea Selatan Mr. Sangwoo Park, Selasa 9 Januari 2024.
Pertemuan tersebut digelar guna membahas upaya penyelesaian feasibility study (FS) dan pendanaan pengembangan kereta Light Rail (LRT) di Bali.
Dalam pertemuan yang digelar di Korea Territorial Development Museum di Seoul, Korea Selatan, disampaikan bahwa pemerintah Indonesia telah berupaya membangun transportasi massal perkotaan untuk mengatasi persoalan krisis di banyak wilayah Indonesia. Bali
“Kami akan fokus memulai pembangunan LRT Bali Fase 1 dari Bandara Nagura Rai hingga Central Park,” kata Menteri Perhubungan Budi seperti dikutip Tribun Bali.
Menteri Perhubungan Budi menjelaskan permintaan pemerintah kepada Korea Selatan untuk bekerja sama membangun proyek transportasi kereta api pertama di Bali.
Studi lapangan (FS) dilakukan oleh Korea National Railways (KNR) dengan pendanaan dari Korea Exim Bank.
“FSnya dimulai pada Januari 2023 dan targetnya kami selesaikan pada April 2024,” kata Menteri Perhubungan Budi.
Menteri Perhubungan Budi berharap pengalaman dan reputasi KNR sebagai perusahaan kereta api di Korea Selatan dapat mendukung upayanya menyelesaikan FS sesuai tenggat waktu.
“Mengerjakan FS ini tidaklah mudah karena banyak aspek yang harus diperhatikan mulai dari aspek teknis, finansial, dan administrasi. Namun kami yakin bisa menanganinya dengan baik di FS ini,” kata Menhub. Abu
Bicara soal pendanaan, Menhub mengatakan pemerintah masih membicarakan beberapa proyek termasuk penggunaan Official Development Funds (ODA) dan Public Private Partnership (PPP).
“Kami mohon dukungan penuh pemerintah Korea Selatan dari Eximbank, KNR dan pihak terkait lainnya agar Bali menjadi tempat transit massal yang lebih baik,” kata Menkominfo.