Menhan Israel Yoav Gallant: Gencatan Senjata dengan Hamas adalah Peluang Strategis

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas akan memberi Israel kesempatan untuk memulangkan sandera.

“Setiap perjanjian gencatan senjata dengan Hamas yang memungkinkan pembebasan tahanan dari Jalur Gaza akan mewakili peluang strategis bagi (Israel) untuk mengubah situasi keamanan di semua lini,” katanya kepada media Israel, Yedioth. Aronut. Selasa (9/10/2024).

Ia mengklaim Hamas, sebuah organisasi militer, sudah tidak ada lagi di Jalur Gaza.

“Hamas, sebuah organisasi militer, tidak lagi berada di Jalur Gaza. Kami masih berjuang dan mengejar para pemimpin kami, namun mereka hanya bisa melakukan perang gerilya,” ujarnya.

Pada tanggal 31 Mei, Presiden AS Joe Biden menyerukan gencatan senjata bagi Israel dan Hamas.

Proposal tersebut akan memungkinkan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas selama enam minggu gencatan senjata dan berlanjut selama negosiasi.

“Israel harus mencapai kesepakatan yang mengarah pada gencatan senjata enam minggu dan pengembalian sandera,” lapor Yoav Gallant.

Yoav Gallant juga mengatakan bahwa misi militer Israel di perbatasan dengan Lebanon belum dilakukan, seperti mengubah situasi keamanan dan kembali ke rumah mereka di wilayah Palestina yang diduduki Israel utara akibat serangan Hizbullah.

Per 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan telah bergabung dalam perjuangan melindungi warga Palestina menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Hizbullah telah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan utara dengan Israel, wilayah pendudukan Palestina di Lebanon selatan, tempat Hizbullah bermarkas.

Hizbullah telah berjanji untuk berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza. Korban tewas di Jalur Gaza meningkat

Israel masih melancarkan serangan di Jalur Gaza. Jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.988 orang dan 94.826 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7 Oktober 2023) hingga Selasa/9/2024). Dan 1.147 orang tewas di wilayah Israel, menurut Xinhua.

Sebelumnya, Israel mulai mengebom Jalur Gaza setelah kelompok militan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7 Oktober 2023) untuk memerangi pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak 1948.

Israel memperkirakan sekitar 109 sandera, baik hidup maupun mati, dan masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza setelah pemindahan 105 sandera untuk 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Informasi lain terkait konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *