Mengenal Penyakit yang Menyerang Paru-paru, Penyebab dan Cara Mencegahnya

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta –  Setiap tanggal 25 September, seluruh dunia merayakan Hari Paru-Paru Sedunia. Dikenal juga sebagai ‘Hari Paru-Paru Sedunia’, tema tahun ini adalah “Udara Bersih dan Paru-Paru Sehat untuk Semua”.

Dokter spesialis paru dan pernafasan Eka Hospital Pekanbaru dr. Indra Yovi, Sp.P menjelaskan tujuan utama peringatan ‘Hari Paru Sedunia’ adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan paru-paru.

“Ingatlah bahwa bernapas merupakan aktivitas yang kita lakukan setiap detik, menit, dan sepanjang hidup kita,” ujarnya, Selasa (24/9/2024).

Oleh karena itu, mengetahui berbagai penyakit yang menyerang paru-paru menjadi penting.

Seperti yang dikatakan Dr. Indra Penyakit paru-paru dapat terjadi dalam berbagai jenis, seperti:

1. Asma Asma adalah penyakit paru-paru yang sangat umum terjadi. Asma terjadi ketika saluran udara yang seharusnya mengalirkan udara masuk dan keluar mengalami peradangan dan pembengkakan. Hal ini menciptakan diameter yang sempit.

Akibatnya, sulit menentukan waktu masuk dan keluar. untuk memberi kompensasi Tubuh akan berusaha bernapas lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. Hal ini menimbulkan keluhan sesak napas.

Asma tidak selalu bisa dicegah karena penyebab pastinya belum diketahui.

Namun, beberapa alergen, seperti debu, bisa memicu asma. Menghindari kontak dapat membantu mencegah asma.

2. Bronkitis Bronkitis adalah peradangan pada saluran pernafasan (bronkus). Peradangan ini mengiritasi saluran pernafasan alami. Ada dua jenis bronkitis: akut dan kronis. Bronkitis akut biasanya disebabkan oleh virus virus dan bakteri.

Sedangkan bronkitis kronis seringkali disebabkan oleh kebiasaan merokok dan polusi. Bronkitis kronis merupakan gejala penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang ditandai dengan batuk yang berlangsung lebih dari 3 bulan dan berlangsung minimal 2 tahun berturut-turut.

3. Pneumonia Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru. Infeksi ini bisa terjadi pada salah satu atau kedua paru-paru. Paru-paru yang terinfeksi menyebabkan kantung udara di paru-paru (alveoli) terisi lendir/dahak. Hal ini membuat oksigen sulit masuk dan membuat pasien kesulitan bernapas.

4. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah sekelompok penyakit pernapasan yang membuat sulit bernapas dan semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Merokok adalah penyebab utama Anda terkena COPD.

Ada dua jenis PPOK: bronkitis kronis, seperti yang tertulis dalam diagnosis bronkitis, dan emfisema. Emfisema ditandai dengan kesulitan mengeluarkan napas akibat rusaknya dinding alveolar.

5. Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang dimulai di paru-paru. terutama pada saluran pernafasan paru-paru Menurut Global Cancer Observatory 2020 di Indonesia. Kanker paru-paru ditemukan sebagai kanker tersering ketiga. Setelah kanker payudara dan serviks.

Meski belum diketahui secara pasti apa penyebab pertumbuhan sel kanker paru yang tidak normal, Namun merokok merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko berkali-kali lipat.

6. Penyakit paru obstruktif kronik Penyakit paru obstruktif kronik adalah penyakit paru-paru yang terjadi ketika arteri di paru-paru tersumbat. Penyumbatan ini biasanya dimulai dengan gumpalan darah dari bagian tubuh mana pun (paling sering di kaki), yang pecah dan mengalir ke paru-paru, menyumbat arteri pulmonalis.

7. TBC Penyakit pernafasan yang umum terjadi di Indonesia adalah tuberkulosis atau tuberkulosis. Tuberkulosis disebabkan oleh penyebaran bakteri. Mycobacterium tuberkulosis dari penderita tuberkulosis paru yang tidak memiliki etika batuk yang benar.

Jadi orang lain Di sekitar mereka, mereka menghirup lendir atau bersin yang mengandung tetesan kecil bakteri. Gejala TBC paru Seringkali gejalanya berupa batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu, kesulitan bernapas, nyeri dada, batuk darah, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, dan kelelahan.

Indonesia saat ini menjadi negara dengan jumlah kasus TBC terbesar kedua di dunia. Pada tahun 2023, kasus TBC baru di Indonesia akan melebihi 1 juta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *