Mengapa Bom di Walkie Talkie dan Pager yang Meledak tak Terdeteksi Saat Masuk Lebanon?

 

TRIBUNNEWS.COM — Puluhan orang tewas dan ribuan lainnya luka parah di Lebanon setelah pager dan walkie talkie serta perangkat komunikasi lainnya diledakkan.

Pasukan teror Hizbullah lebih memilih menggunakan perangkat ini dibandingkan ponsel karena alasan tertentu.

Israel dituduh berada di balik ledakan ribuan pager dan walkie-talkie. Alat komunikasi itu dipasangi bom sebelum memasuki Lebanon.

Tapi bagaimana alat-alat bermuatan bahan peledak ini bisa memasuki Lebanon tanpa terdeteksi oleh pemindai di bandara atau pelabuhan?

Pejabat keamanan Lebanon mengatakan kepada saluran TV Lebanon Al Maydeen bahwa Mossad, badan intelijen asing Israel, telah memasang alat komunikasi dengan bahan peledak dengan bantuan agen intelijen militer Israel (AMAN).

Sumber meyakini bom itu ditempatkan di bawah papan sirkuit elektronik perangkat. Situasi ini membuat peralatan impor tidak terdeteksi saat pemeriksaan rutin, katanya.

Perangkat tersebut juga dikatakan memiliki perangkat otomatis dan ketika pin dihidupkan, pin tersebut akan menyala. “Pesan khusus dikirim sehingga perangkat meledak setelah empat detik, terlepas dari apakah pemilik pager membuka pesan tersebut,” jelas Al Maydeen. 

Tidak akan meledak jika perangkat komunikasi dimatikan atau berada di luar jangkauan jaringan pada saat itu.

Dengan kejadian tersebut, Israel diyakini telah mengembangkan bahan peledak jenis baru atau metode pengemasan bahan peledak baru yang tidak dapat dideteksi menggunakan metode konvensional.

Beberapa media mengklaim walkie talkie dan alat komunikasi lainnya yang meledak itu dikirim oleh kelompok yang sama lima bulan lalu.

Namun ada pula yang menyebut diterima Hizbullah beberapa minggu sebelum ledakan.

Mossad diyakini mengendalikan distribusi dan pemasangan alat peledak di seluruh perangkat komunikasi. Pada hari Selasa, 17 September 2024, sebuah pager meledak di Lebanon, menewaskan 9 orang dan melukai hampir 3000 orang. Foto ini viral di media sosial Telegram. (Telegram)

Outlet media Israel Wallah mengatakan Israel awalnya berencana meledakkan perangkat tersebut jika terjadi perang skala penuh dengan Hizbullah.

Jika itu terjadi, Israel akan mendapat keuntungan besar,” kata Walla, mantan pejabat Israel, kepada media.

Namun Hizbullah mengetahui rencana sabotase peralatan komunikasi Hizbullah sehingga diputuskan untuk mempercepat ledakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *