Laporan reporter Tribunnews.com Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan diplomasi luar negeri menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Menurut pria yang akrab disapa Zulhas ini, diplomasi luar negeri akan berdampak pada penguasaan pasar dalam negeri dan perluasan perdagangan di pasar dunia.
“Pasar dunia harus kita kuasai, kalau ekspor tetap seperti sekarang tidak mungkin tumbuh 7-8 persen,” kata Zulkifli Hasan, Kamis (29/08/2024) di Jakarta.
Pemerintah, lanjutnya, saat ini sedang mempersiapkan strategi untuk memperluas pasar nontradisional. Ini mencakup Asia Tengah, Timur dan Selatan, lalu Timur Tengah dan Amerika Latin.
Zulkifli juga mengatakan pemerintah mempunyai strategi ekspansi baru di luar Amerika dan Eropa. Pasar non-tradisional tersebut antara lain Asia Tengah, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Amerika Latin.
Neraca perdagangan Indonesia terus mencatat surplus selama 51 bulan berturut-turut, kata Zulkifli.
Untuk lebih meningkatkan neraca perdagangan, pemerintah mengadakan perjanjian diplomatik. Karena saat ini banyak hambatan perdagangan.
“Itulah mengapa kami melengkapi diplomasi perdagangan dengan perjanjian,” katanya.
Pemerintah menargetkan penyelesaian diplomasi perjanjian perdagangan tersebut sebelum beralih ke pemerintahan Prabowo Subianto pada Oktober 2024. Misalnya saja, pihaknya bertujuan untuk merundingkan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa pada September 2024.
Strategi lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan mengendalikan arus barang impor dan meningkatkan produktivitas dalam negeri, tambah Zulkifli.
Zulkifli seharusnya melindungi usaha mikro, kecil, dan menengah dalam negeri dengan mengendalikan arus barang impor yang masuk ke Indonesia. Dia meyakinkan, barang impor juga harus memiliki izin SNI dan BPOM agar juga memiliki kewajaran.