Laporan Jurnalis Tribunnews.com A. Sutriyanto
TribuneNews.com, Jakarta – Pertumbuhan penduduk, peningkatan kebutuhan masyarakat, gaya hidup, kurangnya upaya pengurangan sampah plastik dan kurangnya kesadaran dari beberapa pihak menjadi penyebab menumpuknya sampah plastik di Indonesia.
Angka terbaru dari Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) mencatat Indonesia sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia.
32 juta ton sampah plastik tidak dikelola dengan baik setiap tahunnya. Parahnya, 1,29 juta ton sampah tersebut berakhir di air laut.
Omar Saputra, Head of Corporate Affairs Arya Noble, mengatakan sampah kemasan plastik, khususnya sampah kemasan kosmetik, juga menjadi salah satu penyumbang sampah di Indonesia.
“ERHA sendiri memproduksi 20 juta paket kosmetik per tahun, belum lagi perusahaan kosmetik lainnya, terutama penjualan produk personal care dan kosmetik yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir di tengah pesatnya perkembangan e-commerce di Indonesia.” Omar Saputra baru-baru ini mengatakan pada pembukaan mesin penjual kosmetik terbalik di Jakarta.
Ia mengatakan, besarnya potensi pasar nasional pada tahun 2023 mencapai 467 ribu 919 produk atau bisa meningkat 10 kali lipat dalam 5 tahun terakhir.
Melihat kenyataan tersebut mendorong ERHA Group untuk melakukan inovasi dengan meluncurkan kosmetik reverse vending machine yang membantu mengurangi sampah kemasan plastik khususnya sampah kemasan kosmetik di Indonesia.
Program ini dimulai pada tahun 2022 dengan program Start to Change, sebagai wujud kepedulian dan pengurangan sampah plastik dan berhasil mengumpulkan 623.521 kemasan kosmetik bekas dan mengelola 16 ton kemasan kosmetik bekas ERHA serta melibatkan 37.735 klien yang diundang. Ini programnya,” ujarnya.
Melalui program pengelolaan produk kemasan bekas ini, kami dapat memberikan beasiswa kepada 25 anak kurang mampu binaan Nara Creative di Jakarta.
Inovasi dalam Pengelolaan Sampah
Sejalan dengan semakin berkembangnya upaya pengelolaan sampah plastik dengan lebih baik, dengan diperingatinya Hari Bumi pada tanggal 22 April 2024, tahun ini program Start to Change bekerja sama dengan Plasticpay meluncurkan inovasi reverse vending machine kosmetik pertama di Indonesia, untuk semakin memudahkan. Berpartisipasi dalam pengurangan sampah plastik kosmetik merek apapun dengan mengembalikan kemasan kosmetik bekas secara praktis dan bermanfaat.
Praktis karena mesin ini menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengembalikan kemasan kosmetik bekas yang mengenali berbagai bentuk kemasan kembali.
Menurut CEO Plasticpay Suhendra Setiyadi, program ini akan memfasilitasi pemisahan dan konversi botol kosmetik berbagai merek yang nantinya akan menjadi titik penerapan ERHA Mall, Plasticpay, dan Cota Casablanca.
“Seluruh paket kosmetik bekas dikumpulkan yang akan diselenggarakan secara rutin untuk didaur ulang oleh PlasticPay bekerja sama dengan mitra UMKM, sehingga hasilnya dapat dijual kembali dan menjadi bagian dari siklus perekonomian antara pelaku usaha, pengguna produk plastik, dan sampah. Kembali ke modal usaha,” kata Suhendra