TRIBUNNEWS.COM – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Mekawati Soekarnoputri mengenang keteladanan Irjen Polisi (Purn) Dr. Hogan Iman Santoso.
Megawati menyebut nama Hoegeng saat memberikan pidato politik pada Konferensi Pimpinan Nasional V PDIP di Stadion Internasional Ancol Beach City, Jakarta, Jumat (24 Mei 2024).
Sedangkan Hogan menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolli) pada tahun 1968 hingga 1971.
Megawati mengatakan mantan Kapolri itu hidup sederhana.
“Sekarang polisi negara bagian, Pak Jenderal Hogan adalah contohnya. Pak Hogan hidup sederhana dan dia adalah teman saya,” ujarnya, Jumat.
Ketua Umum PDIP ini mengaku biasa mendatangi rumah Hoegeng di Jalan Madura, Jakarta.
Ia lantas bertanya-tanya bagaimana sikap polisi seperti Hogan Iman Santoso.
“Aku sering ke rumahnya karena putrinya adalah temanku. Jadi aku suka ngobrol dan sebagainya, dan ibuku mengenalku dan dia suka menyanyi Hawaii. Kapan polisi akan seperti Pak Hoegeng lagi, ya?” dikatakan.
Megawati teringat bertemu Hogan yang biasa bepergian dengan sepeda sebelum meninggal.
“Yang bikin saya kaget, waktu saya dengar dari putrinya setelah dia meninggal, mereka sudah pindah ke selatan, dan ternyata rumahnya masih milik polisi lho, yaitu Jalan Madura, Lucunya, ketika saya tinggal di rumah ibu saya di jalan sriwijaya, kalau mau ke jakarta saya suka ketemu om hoegeng panggil bintang berseragam polisi itu, lalu kenapa tidak naik sepeda? sepeda? kata Megawati.
Megawati mempertanyakan alasan Kapolri seperti Hogan naik sepeda ke kantornya.
Putri Sukarno, presiden pertama RI ini mendapat jawaban: naik sepeda berarti menjadi jenderal terkenal.
“Aku berhenti ya? Eh om. Ngapain naik sepeda, orang-orang pakai terusan, nanti orang ngomong. ‘Wah, namanya terusan’. Oh ngerti,” kata Megawa Dee. mengingat percakapannya.
Lalu saya tanya lagi, kalau ya polisi tidak lagi meneror masyarakat, pelan-pelan kalau teror itu terus berlanjut. Maka pasti akan ada orang yang berkata, ‘Oh, Bu Mejia itu fitnah.’ Enggak, saya cuma bilang, masyarakat punya bukti,” ujarnya. Isu yang dibahas dalam Konferensi Perburuhan Nasional
1. Evaluasi Hasil Pemilu Legislatif dan Presiden Tahun 2024
Munas V PDIP menjadi motivasi evaluasi hasil pemilu legislatif dan presiden 2024.
2. Mengembangkan sikap politik
Tak hanya itu, dalam proses Rakornas kelima, Partai Demokrat juga akan menetapkan posisi politik partai dalam hal integrasi dalam menyikapi Pilkada 2024.
PDIP juga menangani situasi politik nasional dan internasional serta masalah-masalah mendasar kemanusiaan. .
3. Strategi untuk menang
Munas V PDIP akan membahas strategi memenangkan Pilkada yang sama pada November 2024.
“Difokuskan pada pembentukan pandangan politik partai terkait dengan persatuan partai dalam menghadapi pemilukada, pandangan politik terkait dengan situasi politik lokal dan internasional, dan pandangan politik terhadap berbagai persoalan fundamental rakyat, yang dirumuskan secara jelas oleh Partai Rakyat Demokrat Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto seperti dikutip Kompas TV, juga menyampaikan pandangan “terkait politik dan permasalahan demokrasi yang akan datang.”
4. Pendapat tentang pemerintahan Indonesia selanjutnya
Pada Konferensi Aksi Nasional kelima PDIP ini, mereka juga akan mendengarkan berbagai suara yang disampaikan oleh DPC dan DPD partai. .
Hasto mengatakan, suara akar rumput sangat penting bagi PDIP dan berperan penting dalam Musyawarah Kerja Nasional PDIP kelima. .
Termasuk bagaimana menghadapi pemerintahan di masa depan. .
Tentu saja hal ini harus dilakukan dengan mendengarkan pandangan seluruh pihak yang hadir pada kongres nasional buruh yang kelima ini, kata Hasto.
(Tribunnews.com/Deni/Garudea)