Media Israel: Pemimpin Israel dan bos Shin Bet Rafa Reid bertemu dengan kepala media Mesir
BERITA TRIBUN.
Kabarnya kedatangan mereka untuk mengoordinasikan operasi militer darat IDF yang akan segera berlangsung di Rafah.
Laporan Haberni pada Rabu (24/4/2024) berbunyi: “Surat kabar tersebut melaporkan bahwa Halevi dan Barr bertemu dengan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel untuk membahas pekerjaan masa depan di Rafah.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa Mesir membantu Israel mengusir jutaan pengungsi Palestina yang terkait dengan invasi militer Israel (IDF) ke Rafah.
Operasi darat untuk menyerang Rafah disebut-sebut memenuhi syarat sebagai operasi yang “segera terjadi”. Seorang wanita dan anak-anak berjalan melewati deretan tenda darurat yang menampung pengungsi Palestina di Rafah, selatan Gaza, pada 14 April 2024. ([-/AFP Getty Gambar])
Mesir membantah laporan Wall Street Journal yang menuduh Mesir membantu mengusir warga Palestina dari kamp pengungsi di Rafah, selatan Jalur Gaza.
Media memberitakan, transfer tersebut akan dilakukan dalam waktu 2-3 minggu dengan bantuan Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab (UEA).
“Israel akan memperluas zona kemanusiaan di Jalur Gaza sebagai bagian dari persiapan Israel untuk operasi militer di Rafah,” kata Radio Israel, Rabu (24/4/2024), merujuk pada zona pengungsi yang baru dibentuk di Gaza tengah. ).
Rencananya, kamp pengungsi Palestina akan lebih besar dibandingkan kamp Al-Mawasi di selatan.
Proyek ini diperkirakan akan membentang di sepanjang pantai hingga tepi Nusairat di tengah Gaza dan menampung hingga satu juta warga Palestina yang mengungsi dari Rafah.
Setelah sekitar 1,4 juta warga Palestina mengungsi, Israel melancarkan serangan besar-besaran di Rafah.
Menggemakan klaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, media mengatakan Rafah adalah benteng terakhir Hamas di Otoritas Palestina. PERINGATAN PERTEMPURAN – Lusinan tank dan pengangkut personel lapis baja Mesir bersiaga di wilayah Sinai dekat perbatasan Rafah. Pengerahan militer Mesir terjadi sebelum operasi militer Israel (IDF) diperluas di sekitar kota Rafah di Gaza selatan. (Screenshot memo/Getty Images) Mesir membantah tuduhan memberikan bantuan kepada Israel
Kepala Layanan Informasi Nasional Mesir, Dia Rashwan, membantah laporan yang dimuat di surat kabar Amerika bahwa Mesir membantu rencana Israel untuk menyerang Rafah.
“Para pemimpin politik Mesir telah menyatakan dengan tegas dan berulang kali bahwa kami menolak agresi berdarah Israel selama 200 hari terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, yang telah mengakibatkan pembantaian besar-besaran dan kehancuran besar-besaran.” Ia seperti dikutip Sky News, Rabu.
Ia juga menjelaskan, sejak Netanyahu mengusulkan aksi militer di Rafah, peringatan berulang kali dari Mesir datang ke Israel.
Mesir khawatir terhadap kemungkinan kerugian lebih lanjut bagi warga Palestina, terutama meningkatnya jumlah korban jiwa. Invasi Israel ke Rafah akan dilakukan secara bertahap
Media Israel KAN mengutip sumber militer Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa tentara Israel akan segera menyerbu Rafah.
“Tentara sedang mempersiapkan operasi darat di Rafah, yang mencakup evakuasi sebagian besar warga Palestina,” kata seorang sumber seperti dikutip, Selasa (23/4/2024).
Koresponden militer KAN Itai Blumenthal mengatakan warga Palestina dari Rafah akan dipindahkan ke kamp pengungsi di Gaza tengah.
Itai Blumenthal mengatakan, “Berdasarkan rencana tentara Israel, lebih dari 1 juta warga Palestina di Rafah akan diminta untuk pindah ke tempat penampungan yang baru-baru ini didirikan di bagian selatan dan tengah Jalur Gaza.
Dia mengatakan serangan Israel ke Rafah akan dilakukan secara bertahap dan melibatkan pembagian kota menjadi beberapa distrik.
“Warga masing-masing wilayah akan diberitahu terlebih dahulu sebelum pasukan Israel masuk, sehingga akan dibubarkan secara bertahap,” ujarnya.
Israel telah merencanakan invasi ke Rafah selama berbulan-bulan.
Sekutu dekatnya, Amerika Serikat, menolak rencana tersebut karena khawatir akan menambah jumlah korban jiwa, mengingat 1,4 juta warga Palestina mengungsi di wilayah tersebut. Jumlah korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah warga Palestina mencapai 34.151 orang, dan 77.084 orang luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (24/4/2024), dan 1.177 orang tewas. di Israel. Tanah, dikutip dari Kantor Berita Xinhua.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza, dan gerakan perlawanan Palestina Hamas pada Sabtu (7/10/2023) melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk memprotes pendudukan dan kekerasan Israel.
Israel memperkirakan pada akhir November 2023, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina, masih ada sekitar 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina di penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada bulan Desember 2023.
(oln/khbrn/*)