Media Interaktif Ini Bantu Anak SLB Gianyar Lancar Baca Aksara Bali

Laporan dari reporter Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR – Sistem komunikasi yang dikembangkan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) ini menjadi solusi baru bagi anak-anak penyandang disabilitas di SLB Negeri 1 Gianyar agar bisa membaca bahasa Bali dengan baik.

Undiksha yang dikenal dengan nama Relief Aksara Bali (Reaksi) membantu anak-anak penyandang disabilitas belajar bahasa Bali dengan cara yang lebih inklusif dan menyenangkan. 

I Ketut Gading, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Undiksha mengatakan, Jawaban ini merupakan sarana pembelajaran yang tidak hanya dapat dilihat, tetapi didengar dan diraba, cocok untuk kebutuhan anak-anak penyandang disabilitas, mulai dari tunanetra, tuli, dan tunagrahita. 

 “Jawaban ini kami kembangkan sebagai sebuah langkah besar bagi pendidikan khusus di Bali, khususnya bagi siswa berkebutuhan khusus, agar mereka dapat belajar bahasa Bali tanpa merasa ketinggalan.” Dengan alat ini, mereka dapat belajar sambil bermain dan menikmati prosesnya. ,” kata Ketut, Sabtu. (9/10/2024).

Ketut berharap kampanye ini bisa diterapkan di banyak SLB lainnya. “Sehingga semakin banyak anak berkebutuhan khusus yang bisa membantu mempelajari bahasa Bali dan melestarikan budaya kita,” ujarnya.

Sebagai kelanjutan program, Undiksha juga telah membangun taman baca di SLB Negeri 1 Gianyar.

Taman ini akan menjadi tempat yang santai dan menyenangkan bagi anak-anak untuk belajar sekaligus meningkatkan minatnya terhadap bahasa Bali. 

“Tim pengabdi kami akan terus memantau dan mengevaluasi hasil pendidikan anak guna menjaga perkembangannya,” ujarnya.

Bahkan Wayan Sujana salah satu tim pengabdi mengatakan, sejak menggunakan media Reaction pemahaman anak terhadap bahasa Bali meningkat pesat. 

“Dulu anak-anak yang memahami dasar-dasar bahasa Bali hanya 25 persen, dan kini setelah mereka menggunakan Kawasan, jumlah tersebut meningkat menjadi 89 persen,” ujarnya.

Kepala SLB Negeri 1 Gianyar Komang Eka Ayu Parwati sangat mengapresiasi rencana ini. 

Menurutnya, metode pembelajaran sastra Bali ini sangat membantu siswa yang kesulitan mempelajari bahasa Bali dengan metode tradisional. 

“Media Reaksi ini mereka suka belajar Aksara Bali. “Anak-anak lebih memahami dan bisa belajar tanpa banyak kesulitan,” ujarnya.

Program ini tidak hanya fokus pada pengembangan media periklanan tetapi juga pelatihan bagi guru-guru di SLB Negeri 1 Gianyar untuk mengajar dengan metode yang lebih efektif. Hingga saat ini, program ini telah mencapai 80% tujuannya dan dampaknya sudah terasa. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *