TRIBUNNEWS.COM – Media asing juga menyoroti pemilihan kepala daerah atau pilkad serentak 2024 yang digelar di Indonesia pada Rabu (27 November 2024).
Salah satunya Channel News Asia (CNA) yang bertajuk laporannya: “IN FOCUS: Taruhan Tinggi Pilkada Indonesia pada Prabowo, Megawati di Tengah Permainan Kekuasaan”, tayang pada Rabu, 20 November 2024.
Apa yang disoroti oleh media Singapura? Tribunnews.com merangkumnya dalam artikel berikut ini.
“Pilkada serentak 2024 akan menjadi pemilu terbesar sepanjang sejarah Indonesia dengan 545 kursi yang diperebutkan,” lapor CNA.
Meskipun Pilkada Serentak 2024 kurang mendapat perhatian internasional dibandingkan pemilu presiden dan parlemen, namun pemilu tersebut tetap memiliki arti penting.
Rakyat Indonesia akan memilih 37 gubernur, 93 wali kota, dan 415 bupati di 38 provinsi, kecuali Yogyakarta yang tidak memilih gubernur karena dipimpin oleh seorang sultan.
Para pemimpin regional yang terpilih akan memainkan peran penting dalam menjalankan perekonomian terbesar di Asia Tenggara.
Di masa depan, mereka juga akan mendefinisikan hubungan antara otoritas nasional dan regional.
“Para pemimpin daerah mempunyai pengaruh untuk menarik investasi asing dan menciptakan kemitraan lintas batas,” kata Made Supriatma, pakar kebijakan di ISEAS-Yusof Ishak Institute.
CNA juga menyoroti sejumlah isu penting yang muncul menjelang pemilu.
Hal ini mencakup pengentasan kemiskinan, akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan dan infrastruktur.
“Masalah ini sangat lokal dan harus diselesaikan oleh para kandidat,” kata Supriatma seperti dikutip CNA.
Misalnya saja di Jakarta, kemacetan dan polusi udara menjadi permasalahan utama.
Selain itu, kota ini akan kehilangan status ibu kota negara ke kepulauan Kalimantan Timur, meski belum ditentukan tanggal pastinya.
Di wilayah yang kaya akan mineral seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, para pemimpin daerah menghadapi tantangan dalam mengelola sumber daya secara bijaksana.
“Kepentingan bisnis tidak bisa dipisahkan dari pilkada,” kata Titi Anggraini, dosen hukum pemilu Universitas Indonesia.
Kelompok usaha mendukung beberapa kandidat untuk menjamin keamanan investasi mereka, seperti dukungan pengusaha terhadap calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil.
Pilkada ini juga menyaksikan perluasan permainan kekuasaan antara Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.
KIM Plus, yang beranggotakan beberapa partai termasuk Golkar dan Partai Gerindra, berupaya mengambil alih kekuasaan dari partai terbesar di Indonesia, PDIP.
Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi), meski bukan partai, tetap punya pengaruh besar di Jawa dan mendukung calon dari KIM Plus.
“Hal ini menambah pertaruhan di beberapa medan pertempuran di mana anggota KIM Plus berusaha merebut kubu PDIP,” tambah Supriatma.
Dengan pemilu daerah yang diadakan hanya sembilan bulan setelah pemilu presiden dan legislatif, semua mata tertuju pada hasil pemilu tersebut, yang dapat berdampak pada dinamika politik Indonesia di masa depan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)