Masyarakat Indonesia Lebih Banyak Dapat Info Kesehatan dari Media Sosial

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Media sosial menjadi sumber informasi kesehatan terpopuler.

Hal ini berdasarkan hasil survei Sinergi Ayaskara Nisita (ANS) September 2024.

Sekitar 98,08 persen dari seluruh responden menerima informasi kesehatan melalui jejaring sosial.

Sumber informasi lainnya adalah iklan layanan masyarakat (52,93%) dan website (50,34%).

Sedangkan khusus informasi yang dikelola Kementerian Kesehatan, website www.kemkes.go.id merupakan media terpopuler, dimana 85,78% mengaku mengetahui dan mengakses website Kementerian Kesehatan.

“Saat ini, keberadaan berbagai saluran komunikasi Kementerian Kesehatan yang tidak hanya cepat, tetapi juga mudah diakses di berbagai perangkat, sangat membantu masyarakat,” kata Direktur Riset Kementerian Kesehatan, Rabu (23). ANS, Hanantyoko Dewanto /10/2024).

Survei ini dilakukan terhadap 2984 responden yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia.

Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan sasaran mereka yang memiliki akses terhadap platform media yang dioperasikan oleh Kementerian Kesehatan.

Survei ini juga menunjukkan bahwa topik terkait pola hidup sehat dan pola makan seimbang menjadi topik yang populer di kalangan masyarakat.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya merawat tubuh dengan pola hidup sehat.

Hasil survei menunjukkan 83,93% responden menganggap gaya hidup sehat sebagai prioritas, sedangkan 72,27% menekankan pentingnya pola makan seimbang.

Selain survei, diskusi kelompok terfokus (FGD) juga dilakukan dengan masyarakat dan petugas kesehatan, yang menghasilkan temuan relevan mengenai pentingnya memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan anak, kesehatan mental, dan penyakit yang diderita saat ini.

Hal ini mencerminkan meningkatnya kesadaran akan pencegahan penyakit melalui upaya preventif, dimana nutrisi yang tepat berperan penting dalam memperkuat daya tahan tubuh, mempercepat pemulihan serta menunjang kesehatan fisik dan mental.

Meskipun hasil survei tersebut sangat positif, ANS menekankan perlunya peningkatan pembaruan konten secara berkala dan penyelesaian masalah kesehatan yang lebih cepat.

Dengan semakin meningkatnya harapan masyarakat terhadap informasi yang akurat dan relevan, Kementerian Kesehatan diharapkan terus berinovasi dalam menyajikan berita-berita kesehatan yang bermanfaat.

“Dengan tren yang berkembang ini, kami optimis Kementerian Kesehatan dapat terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan informasi masyarakat,” tambah Hanantyoko.

Survei yang berlangsung pada 20 Juli hingga 7 Agustus 2024 ini menemukan bahwa masyarakat tidak hanya semakin puas dengan informasi yang diberikan, namun juga semakin aktif mencari dan menggunakan informasi kesehatan di berbagai platform.

Dengan demikian, peran publikasi kesehatan di era digital semakin penting dalam membentuk perilaku sehat masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *