Masih Bisa Tahan Dihujat karena Kasus Suaminya, Tapi Ini yang Buat Sandra Dewi Sakit Hati

TRIBUNNEWS.COM – Sejak suaminya Harvey Moyes didakwa korupsi perdagangan timah, Sandra Davey terus menanggung penghinaan.

Beberapa hari lalu, sebelum dan sesudah diinterogasi di Kejaksaan Agung, ia malah tersenyum mendengar pertanyaan media yang membuatnya kesal.

Namun, ada satu hal yang menyinggung sekaligus mengecewakan Sandra Dewey.

Bahkan, karena itulah ia menutup kolom komentar di Instagram lalu menutup akunnya.

“Anak saya di-bully, saya disakiti, jadi saya tutup,” pengacaranya Harris Arthur kembali membeberkan kisah sedih Sandra Davey, mengutip investigasi intensif YouTube (30/04/2024).

Harris berpendapat anak-anak tidak boleh menjadi korban perundungan karena dapat berdampak pada kesehatan mental mereka. Apalagi kasus Harvey tidak ada hubungannya dengan anak-anak.

Oleh karena itu, Harris menyebut tindakan tersebut sadis.

“Sedih sekali karena anak itu masih kecil,” lanjut Harris.

Sandra Davey bisa menuntut siapa saja yang menganiaya anaknya.

Bagaimana dengan kasus penjebakan suami Harvey?

Menurut dia, Sandra Devi belum berkomentar mengenai persoalan tersebut.

“Tidak, dia juga tidak banyak bicara,” katanya.

Anda tidak akan menjadi miskin

Melalui pengacaranya Harris Arthur Hedar, Sandra Dewey mengumumkan kepada media bahwa kliennya dan Harvey Moyes telah mencapai kesepakatan untuk membagi aset mereka.

Sandra Davey dan Harvey mengesahkan perjanjian perpisahan pada tahun 2016, tahun yang sama ketika mereka menikah, katanya.

Sekadar informasi, perjanjian pembagian harta ini dibuat untuk mencegah terjadinya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan dalam pernikahan.

Menurut Legalitas.org, ada beberapa alasan untuk mengadakan perjanjian pembagian harta antara pasangan: untuk menjamin keamanan harta benda yang diperoleh pasangan sebelum atau selama pernikahan; Perlindungan terhadap harta kekayaan para pihak apabila terjadi kerugian usaha atau kebangkrutan; Perlindungan hak istri jika suami mempunyai beberapa istri; Jika salah satu pihak ingin menjual atau menggadaikan properti tersebut, pihak lainnya tidak memerlukan izin.

Untuk menghindari motif perkawinan yang tidak sehat.

Dalam kasus Harvey dan Sandra Davey, alasan yang sah adalah untuk mengamankan harta benda yang diperoleh pasangan sebelum menikah.

Sandra Devi diketahui merupakan seorang wanita pekerja sebelum menikah. 

Ia merupakan artis yang telah tampil di beberapa sinetron, film, dan iklan. Dengan hasil tersebut, ia mengakuisisi beberapa aset real estate.

Meski sudah menikah, ibu dua anak ini menjalankan beberapa bisnis terpisah dari suaminya.

Oleh karena itu, meski suaminya seorang pengusaha, Sandra Devi tak tinggal diam.

Ia melanjutkan aktivitas bisnisnya seperti sebelum bergabung dalam rumah tangga.

Setidaknya berkat perjanjian pembagian aset ini, aset hasil jerih payah Sandra Davey tidak akan disita oleh penyidik ​​Jaksa Agung yang menyelidiki korupsi dalam sistem perdagangan timah.

Dengan demikian, Sandra Devi bisa menyelamatkan suaminya dari kemungkinan perampasan asetnya akibat kasus korupsi yang diusutnya.

Padahal, menurut pakar hukum Aryana Bagaskar Solichin yang dikutip Tribunnews.com, perjanjian perpisahan juga mengatur tentang utang dan kewajiban suami-istri.

Sejumlah aset Harvey Moyes dan Sandra Davey kini telah disita. 

Aset yang disita secara bertahap antara lain Rolls Royce, Mini Cooper, Toyota Vellfire, dan beberapa mobil mewah seperti Lexus.

Kejaksaan baru-baru ini menyita dua supercar Ferrari.

Penyitaan aset tersebut merupakan buntut dari kasus dugaan korupsi pada sistem tata niaga komoditas timah PT Timah Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang melibatkan Harvey Moyse sebagai tersangka.

Perusahaan pertambangan PT Refined Bangka Tin (RBT) yang diwakili Harvey Moyse tak berhenti sampai di situ terkait kasus korupsi Kejaksaan Agung.

Bahkan ada kabar Kejagung mengincar jet pribadi Harvey. Termasuk apartemen mewah yang tinggal di Jakarta.

Sebagian artikel ini dimuat di WartaKotalive.com, di mana pengacara Sandra Davey mengatakan orang yang melakukan pelecehan terhadap anak di media sosial dapat dituntut: Ini sadisme!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *