Masih Ada 53 Persen Petani Belum Tebus Pupuk Subsidi, Apa Penyebabnya?

Komentar reporter Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) menyebutkan saat ini masih ada 53 persen petani yang belum memanfaatkan pupuk yang diberikan.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan, dari 14,28 juta petani yang terdaftar sebagai penerima pupuk subsidi, masih ada 7,58 juta yang belum dibayar.

Hal itu diungkapkannya saat rapat perencanaan pengendalian biaya daerah tahun 2024 yang digelar hampir Selasa (2/7/2024).

“Untuk pupuk bersubsidi, jumlah petani yang terdaftar sebanyak 14,28 juta petani. Sejauh ini yang sudah dilepas sebanyak 6,7 juta petani dan masih ada 7,58 juta petani atau 53 persen petani yang belum dibayar,” kata Rahmad.

Diduga ada banyak alasan mengapa lebih dari 50 persen petani terdaftar tidak melepaskan pupuk yang mereka sumbangkan.

Rahmad mengatakan, kemungkinan para petani tidak memasuki musim tanam di daerahnya atau ada data petani yang tidak terupdate.

“Bisa jadi karena musim tanam di daerah itu belum tiba, tapi bisa juga karena petaninya sudah pindah atau datanya belum terupdate,” ujarnya.

Oleh karena itu, dia memastikan dirinya dan Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya memperbarui data tersebut kembali.

Sesuai kesepakatan dengan Kementerian Pertanian, pihaknya melakukan pemutakhiran data setiap empat bulan sekali.

Rahmad mengatakan produk bantuan pupuk dalam kondisi lengkap, sedangkan jumlah 1 Juli 2024 sebanyak 1,7 juta ton.

Rahmad mengatakan, “Terdiri dari 1,1 juta pupuk UREA dan sekitar 600 ribu ton pupuk NPK yang didistribusikan di Indonesia.”

Saat ini Pupuk Indonesia disebut-sebut telah memiliki sistem digital yang dapat memantau dengan jelas rantai pasok pupuk tersebut dan dapat langsung terlihat.

Dapat dipantau oleh firma hukum Pupuk Indonesia, sistem digital ini dapat mendeteksi adanya pupuk yang gagal atau tertinggal dari perusahaan.

“Dipantau secara langsung dan dapat dilihat melalui CCTV dan data,” jelas Rahmad.

Sistem tersebut juga disebut mampu mendeteksi pergerakan kapal yang menyimpan simpanan di kawasan tersebut. Perjalanan truk pupuk dari gudang menuju kios dapat terpantau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *