Markas UNIFIL Terkena Ledakan Lagi, Mabes TNI: Seluruh Pasukan TNI di Lebanon Selatan Aman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mabes TNI memberitakan situasi terkini prajurit TNI yang tergabung dalam Pasukan Penjaga Perdamaian PBB atau UNIFIL di Lebanon Selatan, menyebutkan UNIFIL dilanda beberapa ledakan untuk kedua kalinya dalam 48 jam terakhir. . Jumat (11/10/2024)

Mayjen Hariam mengatakan kepada Kepala Pusat Penerangan TNI bahwa seluruh prajurit TNI yang bertugas di Lebanon Selatan dalam keadaan selamat.

Seluruh pasukan TNI yang saat ini beroperasi di Lebanon Selatan dalam keadaan aman dan beroperasi sesuai instruksi yang dikeluarkan Panglima Pasukan UNIFIL, kata Hariamto, Jumat (10/11/2024).

Pada Kamis (10/10/2024), dua prajurit TNI mengalami luka ringan akibat penyerangan tentara Israel terhadap markas UNIFIL di Nakhoura.

Menurutnya, kedua tentara tersebut merupakan anggota UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian PBB yang beroperasi berdasarkan mandat PBB.

“Status kedua prajurit TNI (inisial EA dan NS luka ringan) dalam kejadian di atas adalah anggota Pasukan Penjaga Perdamaian PBB (UNIFIL) berdasarkan Mandat PBB 1701,” ujarnya.

“Sepenuhnya merupakan kewenangan UNIFIL untuk memprotes atau menolak setiap insiden terkait serangan Israel terhadap aset UNIFIL yang dianggap melanggar Mandat PBB 1701,” lanjutnya.

Ia mengatakan, Unifil kini telah merespons kejadian tersebut.

UNIFIL kini telah secara resmi menanggapi kejadian ini, dengan menyatakan bahwa semua pihak yang berkonflik akan menahan diri, menghormati dan menjamin keselamatan seluruh pasukan PBB di wilayah tersebut, katanya. Serangan kedua dalam waktu 48 jam

Baru-baru ini, dalam keterangan resminya, UNIFIL mengabarkan bahwa kantor pusatnya di Nakhoura dilanda ledakan untuk kedua kalinya dalam 48 jam terakhir.

Menurut UNIFIL, dua penjaga perdamaian PBB terluka dalam dua ledakan di dekat menara observasi.

Salah satu dari mereka dibawa ke rumah sakit di Tirus dan yang lainnya ke Nakhoura.

“Hari ini, beberapa T-wall (penghalang beton) Pos PBB 1-31 runtuh di Labbouneh karena ulat IDF (buldoser) menghantam perimeter dan tank IDF dipindahkan ke dekat kolom PBB,” demikian pernyataan resmi UNIFIL, Jumat. (11/10/2024)

“Pasukan penjaga perdamaian kami tetap berada di lapangan dan pasukan tanggap cepat UNIFIL telah dikerahkan untuk membantu dan memperkuat pasukan,” lanjut pernyataan itu.

Menurut UNIFIL, insiden tersebut sekali lagi menempatkan pasukan PBB yang berwenang di Lebanon Selatan berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 (2006) dalam bahaya besar.

UNIFIL menyebut insiden tersebut sebagai perkembangan serius dan menekankan perlunya menjamin keselamatan personel dan aset PBB serta menghormati keamanan lokasi PBB setiap saat.

“Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 (2006),” kata pernyataan itu. Pada penyerangan pertama, 2 prajurit TNI terluka

Diberitakan sebelumnya, militer Israel (IDF) menyerang markas besar Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di kota Nakhoura, Lebanon selatan kemarin, Kamis pagi (10/10/2024).

Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon, atau United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), melalui akun resminya X (sebelumnya Twitter) mengatakan, dua pasukan penjaga perdamaian terluka dalam serangan pada Kamis (10/10/2024) malam.

Kedua pasukan perdamaian yang terluka itu dipastikan merupakan prajurit TNI yang bertugas di sana.

Serangan tersebut dilakukan oleh tank Merkava tentara Israel yang melepaskan tembakan ke menara pengawas markas UNIFIL di Nakhoura.

“Tembakannya langsung mengenai menara yang roboh. Beruntung luka mereka tidak serius meski masih memerlukan perawatan di rumah sakit,” kata akun resmi X UNIFIL seperti dikutip, Jumat (11/10/2024).

Selain itu, tentara Israel diduga melepaskan tembakan ke pos PBB di Labaune.

Menurut UNIFIL, serangan itu terjadi di pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung, dan kendaraan serta sistem komunikasi rusak.

“Tentara Israel juga melepaskan tembakan ke pos PBB 1-31 di Labaune, mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung dan merusak kendaraan serta sistem komunikasi. Sebuah drone tentara Israel juga terbang di atas pintu masuk bunker. Pos PBB,” tulis UNIFIL.

Selain itu, UNIFIL melaporkan bahwa pada siang hari, tentara Israel dengan sengaja menembakkan dan menonaktifkan kamera yang memantau posisi perimeter.

UNIFIL menyatakan mereka sengaja menembaki pos Ras Nakhoura 1-32A, tempat ketiga pihak biasa bertemu sebelum konflik dimulai. 

Stasiun penerangan dan penyiaran dilaporkan rusak dalam serangan itu.

Karena kejadian tersebut, UNIFIL mengingatkan militer Israel dan semua pihak yang bertanggung jawab atas keamanan perdamaian dan aset PBB untuk selalu menghormati keamanan lokasi PBB. 

“Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL di Lebanon selatan mendukung pemulihan stabilitas atas mandat Dewan Keamanan,” tulis UNIFIL.

“Serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum kemanusiaan internasional dan Resolusi Dewan Keamanan 1701,” lanjut UNIFIL.

Menurut UNIFIL, eskalasi konflik di sepanjang Garis Biru, garis demarkasi yang memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan, menyebabkan kerusakan yang luas.

Kerusakan tersebar luas di kota-kota dan desa-desa di wilayah Lebanon Selatan.

UNIFIL melaporkan bahwa roket terus ditembakkan ke Israel, termasuk ke wilayah sipil.

“Selama beberapa hari terakhir, kami telah melihat serangan dari Israel terhadap Lebanon di Nakhoura dan wilayah lainnya. Tentara Israel dan Hizbullah telah menjalin hubungan bersenjata di daratan Lebanon,” tulis UNIFIL.

“Markas UNIFIL di Nakhoura dan lokasi di sekitarnya telah berulang kali diserang,” lanjut UNIFIL. Kritik pemerintah

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan IDF di Lebanon selatan yang melukai dua pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia. 

Retno mengatakan, dua prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL mengalami luka ringan saat menjalankan tugas observasi di Markas Sementara Indonesia di Nakhoura.

Menurutnya, Nakhoura terletak di kawasan yang dikenal sebagai Garis Biru di bagian selatan Lebanon. 

Pasukan penjaga perdamaian PBB tetap berada di wilayah tersebut berdasarkan mandat Dewan Keamanan PBB untuk mendukung stabilitas Lebanon.

Kedua awak kapal langsung dirawat di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik, kata Retno melalui keterangan tertulis, Kamis malam (10/10/2024).

Luka-luka pada dua orang tersebut disebabkan oleh peluru yang ditembakkan dari tank IDF Merkava, lanjutnya. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/2/2024). (Tribunnews.com/ Taufiq Ismail)

Ia menyatakan, pihaknya juga berkomunikasi langsung dengan Komandan FHQSU (Unit Pendukung Markas Besar Angkatan) Garuda.

Menanggapi serangan tersebut, UNIFIL juga mengeluarkan pernyataan yang menyerukan IDF untuk memenuhi tanggung jawabnya atas keselamatan dan keamanan personel dan lokasi PBB.

Indonesia mengingatkan IDF untuk menghormati kekuatan dan aset UNIFIL serta menjamin keselamatan personel UNIFIL.

Indonesia, lanjutnya, menekankan bahwa setiap serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian akan sangat melanggar hukum humaniter internasional dan Resolusi DK PBB No. 1701 yang menjadi dasar mandat UNIFIL.

Selain itu, Retno mengatakan Indonesia mendesak semua pihak untuk memastikan bahwa wilayah PBB dihormati setiap saat dan dalam keadaan apa pun yang tidak dapat diganggu gugat (inviolability). 

“Indonesia ingin penyerangan itu diselidiki dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban,” kata Retno.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *