TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Maraknya fenomena relokasi industri dari Jawa Barat ke Jawa Tengah mendapat perhatian Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno.
“Kita perlu mencermati apa yang menjadi alasan utama langkah ini: apakah upah minimum di Jabar terlalu tinggi, apakah infrastruktur dasar yang kurang, terutama ketersediaan listrik dan jalan, atau harga tanah di Jabar. lebih tinggi dibandingkan di Jawa Tengah? Kita perlu melihat lebih dalam,” kata Sekjen PAN di Jakarta, Senin (3 Juni 2024).
Menurut dia, persoalan kemudahan investasi, baik perizinan maupun dukungan, perlu dikaji secara mendalam untuk mengetahui ‘kegagalan’ Jabar bersaing dengan Jateng dalam menarik investasi di sektor industri. Pemerintah negara bagian dan lokal.
“Selain itu, industri yang direlokasi adalah industri tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki yang bersifat padat karya atau menyerap banyak tenaga kerja. “Kami mengimbau Pemprov Jabar segera menyiapkan langkah-langkah antisipasi peningkatan pengangguran terbuka apabila relokasi tersebut mengakibatkan PHK,” imbuhnya.
Eddy mengajak seluruh pemangku kepentingan di Jabar, baik Pemprov, Pemda, Kadinda, asosiasi, dan lain-lain, untuk duduk bersama dan membahas permasalahan tersebut.
“Kita perlu merumuskan solusi cepat agar tidak ada lagi industri yang keluar dari Jabar, seperti pabrik sepatu Bata di Purwakarta. Kita perlu merumuskan bagaimana industri-industri baru akan tertarik berinvestasi di Jabar,” kata Eddy. menjelaskan:
Selaku Ketua Komisi VII DPR, Eddy menegaskan akan terus memantau persoalan ketersediaan listrik berbasis gas atau energi terbarukan. Pasalnya, sektor lain seperti industri, manufaktur, dan pusat data harus menggunakan energi bersih dan terbarukan dalam operasionalnya.
Alhamdulillah, saya akan segera menyelesaikan pembangunan pipa gas Cirebon-Semarang agar kelebihan pasokan gas Jawa Timur bisa dialirkan ke Jawa Barat yang masih mengalami kekurangan gas.
“Selain itu, saya akan memastikan PLN memenuhi komitmen penyediaan listrik dengan energi terbarukan, yang akan mendorong lebih banyak industri untuk berinvestasi di Jawa Barat dan wilayah Indonesia lainnya, karena pemilik industri tersebut memiliki kewajiban untuk mengekspor produknya yang menggunakan energi terbarukan. . “Karena bisa diterima di pasar luar negeri.”