Wartawan Tribunnews.com Namira Unia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, Washington – Bobby Kotick, mantan CEO perusahaan game ternama Activision Blizzard, mengungkapkan keinginan kuatnya untuk mengakuisisi platform media sosial TikTok dari ByteDance.
Kotick mengungkapkan hal tersebut setelah Activision keluar dari Avalanche, tidak menjelaskan alasan pihaknya menginginkan TikTok. Namun menurut informasi yang tersaji, pembelian tersebut akan dilakukan oleh Kotik bersama direktur OpenAI (ChatGPT), Sam Altman.
Untuk mewujudkan rencana tersebut, Kotik bahkan rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli TikTok, aplikasi video pendek besutan raksasa teknologi asal Tiongkok, ByteDance.
“Bobby Kotick, mantan CEO perusahaan game Activision Blizzard, sedang mencari mitra baru dan telah menyatakan minatnya pada salah satu pendiri ByteDance, Zhang Yiming,” kata Engadget.
Akuisisi yang diusulkan terjadi di tengah hubungan bisnis yang sibuk antara ByteDance dan TikTok. Ini bukan pertama kalinya pemerintah AS mencoba memblokir TikTok.
Pada tahun 2020, pemerintahan Donald Trump menggunakan kebijakan untuk memblokir TikTok tetapi upayanya diblokir oleh pengadilan.
Banyak negara bagian yang melarang pegawainya memasang aplikasi TikTok di peralatan pemerintah.
Negara bagian Montana mencoba melarang TikTok sepenuhnya, namun kembali dikalahkan oleh pengadilan.
Namun, untuk memastikan platform TikTok tidak dikendalikan oleh pesaing asing, beberapa pejabat Gedung Putih telah sepakat untuk menyetujui rancangan undang-undang baru yang akan melarang TikTok.
Untuk menggertak ByteDance, Presiden Joe Biden dan sekelompok Dewan Perwakilan Rakyat AS merancang undang-undang untuk menghapus aplikasi TikTok yang berarti 170 juta orang Amerika tidak dapat mengakses layanan tersebut.
“Kami meminta ByteDance untuk menjual TikTok sehingga pengguna AS dapat menikmati video tarian mereka, membuat wajah lucu, dan melakukan segala hal yang dapat diunduh dari TikTok,” kata Raja Krishnamurthy, anggota panitia kompetisi Tiongkok.
Pemerintah AS berpendapat bahwa tindakan tersebut diambil untuk melindungi informasi warga AS dan menjaga keamanan nasional.
Mengingat ByteDance sempat dituding memiliki hubungan dengan pemerintah China beberapa bulan lalu.
Hal ini diperkuat dengan munculnya kode sumber TikTok yang menunjukkan lokasi aplikasi, perangkat yang digunakan, dan aplikasi apa saja yang tersimpan di ponsel pengguna.
Penemuan tersebut membuat pemerintah AS khawatir hingga pemerintah China mengeluarkan kebijakan yang tegas untuk melindungi warganya.