Makna di Balik Serangan Balasan Iran ke Israel, Ujian untuk AS hingga Pembuktian pada Tel Aviv

TRIBUNNEWS.com – Analis politik asal London, Inggris, Batul Subeithi mengungkap makna serangan balas dendam Iran terhadap Israel beberapa waktu lalu.

Menurut Subeitha, Iran menegaskan posisinya sebagai musuh utama Israel dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat (AS), dengan menepati janji balas dendam atas serangan di Damaskus, Suriah yang menewaskan 16 orang.

“Iran menepati janji kepada musuh-musuhnya: apa pun yang Anda inginkan, kami akan tetap mencapai tujuan kami,” kata Subeithi, Senin (22/4/2024), seperti dilansir Al Mayadeen.

Tak hanya itu, Subeithi juga menyebut serangan Iran terhadap Israel dimaksudkan untuk menguji sejauh mana intervensi AS terhadap sekutunya.

AS sendiri sebelumnya telah meminta Israel untuk tidak menanggapi serangan Iran.

Padahal, rezim Joe Biden menegaskan tidak mendukung serangan Israel ke Iran pada Jumat (19/4/2024) lalu.

Namun pada saat yang hampir bersamaan, Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui bantuan militer kepada Israel.

Selain menguji AS, Iran juga ingin menyampaikan pesan kepada Israel agar tidak berperilaku seperti Tel Aviv.

Dalam serangan yang dilakukan pada Sabtu (14/4/2024) dan Minggu (15/4/2024), Iran diketahui hanya menargetkan pangkalan militer Israel, termasuk markas dinas intelijen Zionis di Dataran Tinggi Golan dan Nevatim. Pangkalan Udara.

“Iran ingin menyampaikan pesan bahwa mereka tidak akan menyerang, kecuali ketika Israel memerintahkan serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus, sebagai bentuk pembalasan.”

“Iran (ingin) membuktikan bahwa mereka tidak seperti Israel dengan menghormati hukum internasional, yaitu jika terjadi perang tidak menargetkan warga sipil,” jelas Subeithi.

“Tetapi pada saat yang sama, Iran ingin menekankan bahwa mereka dapat merespons dengan tegas jika musuh-musuhnya cukup bodoh untuk melakukan eskalasi,” lanjutnya.

Subeithi mengakhiri pernyataannya dengan mengatakan bahwa serangan “kecil” Israel terhadap Iran pada hari Jumat merupakan indikasi bahwa Tel Aviv sebenarnya sedang dalam masalah besar saat menghadapi Republik Islam. Kudos untuk Khamenei

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memuji angkatan bersenjata negaranya atas “keberhasilan” mereka dalam serangan langsung terhadap Israel pekan lalu.

Dalam pertemuan dengan komandan militer Iran pada Minggu (21/4/2024), Khamenei memuji angkatan bersenjata atas “keberhasilan mereka dalam beberapa peristiwa baru-baru ini”.

“Berapa banyak rudal yang ditembakkan dan berapa banyak yang mengenai sasaran bukanlah pertanyaan utama.

“Yang paling penting adalah Iran menunjukkan kekuatannya selama operasi (Ikrar Kesetiaan),” kata Khamenei pada hari Minggu, menurut Al Jazeera.

“Dalam operasi baru-baru ini, angkatan bersenjata (Iran) telah berhasil meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan,” tambahnya.

Dia juga meminta para pejabat militer Iran untuk “tanpa henti berinovasi dan mempelajari taktik musuh.

“Perdebatan pihak lain mengenai berapa banyak rudal yang ditembakkan, berapa yang mengenai sasaran, dan berapa yang tidak, merupakan isu yang tidak relevan,” tegasnya dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah.

Pemimpin berusia 85 tahun itu melontarkan komentar tersebut pada pertemuan yang dihadiri oleh pejabat senior dari tentara reguler, polisi, dan IRGC Iran.

Namun, Khamenei tidak menyebut serangan balik Israel pada Jumat (19/4/2024) di pusat kota Isfahan, bahkan ketika pertahanan udara melepaskan tembakan dan Iran menghentikan penerbangan komersial di sebagian besar negara itu.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *