Wartawan Tribunnews.com Fahmi Ramadhan melaporkan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sumut usai diduga melakukan korupsi di sebuah klinik kecantikan di kawasan Depok, Biji. Mereka berencana merobohkan kuburan seorang wanita dari lapangan. Jawa barat.
Kapolres Metro Depok Kompol Paul Arya Pradana mengatakan, polisi berencana mengevakuasi jenazah EM sambil melakukan otopsi untuk mendalami penyebab kematiannya.
Dia mengatakan, jika kasus ini dilanjutkan, kami harus melakukan visum penuh. Itu wajib. Orang-orang harus tahu mengapa mereka mati. Ini yang menjadi dasar penyelidikan kami,” kata Arya kepada wartawan, Minggu (28/7/2024).
Arya menambahkan, keluarga ENS belum mengeluarkan laporan polisi, namun akan terus mengusut dugaan pelanggaran tersebut.
Pasalnya, kata dia, persoalan pemberitaan nyawa ENS bukanlah delik yang dapat didakwakan melainkan delik nyata yang bisa dilaporkan jika ada yang mengetahuinya.
Sebelumnya, polisi juga memeriksa dua orang saksi dalam kasus korupsi Dhaka.
“Kalaupun pihak keluarga tidak melapor atau pihak keluarga tidak mengajukan perkara, namun penyidikan tetap berjalan. Kalau ada bukti korupsi atau kriminalitas, kami akan selidiki di sana. Kesimpulannya sedot lemak. Dia meninggal setelahnya.”
Seorang wanita penderita ENS (30) disingkat ENS (30) asal klinik Medan daerah Beji; Depok Kejadian ini viral di media sosial usai menjalani operasi sedot lemak di Jawa Barat.
Kapolres Metro Depok Kompol Arya Pradana mengatakan, pihaknya mengetahui kejadian tersebut setelah sebuah video viral di media sosial.
Penyidik kemudian langsung melakukan penyelidikan mendalam dan menemukan dua orang saksi yang kini diperiksa.
“Sejauh ini sudah diperiksa dua orang saksi, dua orang saksi sudah diperiksa, dan dikabarkan itu adalah kisah nyata.”
Arya mengatakan, peristiwa yang terjadi pada 22 Juli 2024 itu memang menimbulkan korban jiwa karena perbuatan tidak terpuji.
Oleh karena itu, kata dia, timnya memeriksa dua orang saksi, yakni seorang dokter dan suami pemilik klinik kecantikan tersebut.
Apakah pihak klinik lalai dalam kejadian ini. Arya menambahkan, pihaknya akan menyelidiki masalah tersebut.
“Kelalaian masih diselidiki.” Masih ada prosedur. Jadi tugas selanjutnya adalah mengecek izin terlebih dahulu. Yang kedua adalah seberapa efektif dokternya,” jelasnya.
Ari mengatakan, polisi akan mendalami apakah dia benar-benar memiliki surat keterangan praktik, khususnya bagi dokter yang merawatnya.
Nanti kita periksa dan periksa secara resmi apakah dia punya departemen khusus (kecantikan) di bidang ini, tutupnya. Klinik Kecantikan WSJ di Jalan Rizwan Rayes Timur Beji Beji Kota Depok pada Sabtu (27/7/2024) tampak tutup dan tidak aktif sama sekali. Dulu, Klinik Kecantikan WJS sempat viral di media sosial karena dugaan seorang remaja putri cantik asal Medan meninggal dunia saat melakukan operasi sedot lemak di klinik kecantikan tersebut. (wartakotalive.com/M Rifqi Ibnumasy)
Terkait hal tersebut, Wartakotalive.com sebelumnya sempat memberitakan, media sosial dihebohkan dengan pemberitaan meninggalnya seorang remaja putri bernama ENS (30) usai mengecat bibirnya di sebuah klinik kecantikan
Dalam unggahan akun Instagram @temanpolisi; Maiden, seorang wanita asal daerah Biji, Sumatera Utara; Depok mencurigainya melakukan korupsi di sebuah klinik kecantikan di Jawa Barat.
Akun Instagram @temanpolisi menulis pada Sabtu (27/7/2024) bahwa ENS (30) meninggal saat melakukan sedot lemak di klinik kecantikan wsj.beauty di Kota Depok pada Senin (22/7).
Wanita cantik ini tinggal di Kompleks Parmata Abadi Kota Medan, lanjutnya.
Sementara itu, Kompol Paul Arya Perdana menjelaskan, pihaknya telah menugaskan jajarannya untuk mengusut kasus tersebut.
“Masih kami dalami dan dalami,” tegas Arya.
Saat ditanya media apakah ada tanda-tanda pelaku ingin melarikan diri, Arya menegaskan pihaknya masih mendalami kasus tersebut.