Mahfud Sebut Kepribadian Prabowo Jadi Modal Lakukan Perbaikan Tanpa Harus Bergantung Pada Orang Lain

Laporan reporter Tribunnews.com Geeta Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pakar hukum tata negara Mahfud MD mengungkapkan, kepribadian Presiden baru terpilih Prabowo Subianto menjadi modal untuk melakukan perbaikan pada pemerintahan masa depan tanpa harus bergantung pada orang lain.

Ia menemukan, sosok Prabowo yang dikenalnya termasuk di dalamnya sportivitas.

Mahfud MD mengenang, Prabovo pernah mengatakan bahwa dirinya percaya pada demokrasi.

Menurut Mahfoud, perkataan tersebut bisa diartikan bahwa Prabowo meyakini negara akan berfungsi dengan baik jika dikendalikan secara demokratis.

Oleh karena itu, ia berharap Prabowo menjadi olahragawan dan menepati janjinya dengan mengambil langkah drastis, termasuk perubahan yang dilakukan politisi saat ini.

Apalagi, Prabowo yang dikenalnya selama ini bukanlah sosok pendendam, meski temperamental dan terkadang meledak-ledak.

“Menurut saya ini modal bagi Pak Prabowo untuk melakukan perbaikan tanpa harus bergantung pada orang (lainnya),” kata Mahfud dalam kanal YouTube resmi Mahfud MD, Selasa (28/05/2024).

Selain itu, menurutnya, Prabowo punya alasan lain untuk melakukan perbaikan ke depan, termasuk terkait faktor usia.

Menurut Mahfud, Prabowo kini sudah memasuki usia yang sangat lanjut dalam menjalankan jabatan politik.

Dengan begitu, Mahfoud berharap agar Prabowo bisa mewariskan warisan perbaikan untuk generasi penerus bangsa dan tidak menimbun kekuasaan untuk dirinya sendiri.

“Karena tidak mungkin orang lanjut usia bisa terus berkuasa. Nanti ada saatnya, dan kesadaran itu bisa dimanfaatkan untuk berbuat baik bagi bangsa kita,” ujarnya.

Terkait kekhawatiran nasib kebebasan media di bawah kepemimpinan Prabovo ke depan, berkaca pada pengalaman pemilu sebelumnya, Mahfoud menilai penolakan yang dilakukan Prabovo terhadap sejumlah besar media pada pemilu sebelumnya tidaklah tepat.

Meski demikian, Mahfoud mengaku paham alasan Prabowo melakukan hal tersebut.

“Saya memahami situasinya. Anda tahu, Pak Prabowo melakukan ini pada tahun 2014. Pada tahun 2014, ia diserang oleh masyarakat sipil dan media. Mengapa saya tahu? Karena saya ketua tim sukses Pak Prabowo,” kata Mahfud.

“Jadi dia terus-menerus merasa didiskriminasi, dia terus-menerus merasa tertekan oleh masyarakat sipil dan media. Lalu dia mengatakan bahwa ketika dia ingin memberikan wawancara, dia tidak mau. Karena saat itu situasinya seperti yang kita tahu, dia diserang opini publik. Pada tahun 2019, serangannya lebih banyak lagi karena “Selain opini publik, media dan lembaga swadaya masyarakat, ada juga unsur pemerintah. , “lanjutnya.

Namun, menurut Mahfoud, saat ini sepertinya dukungan terhadap Prabowo sangat besar.

Oleh karena itu, ia berharap Prabowo bisa lebih proporsional dalam menyikapi kebebasan pers.

Kesediaan diwawancarai, ditolak, dimintai konfirmasi adalah untuk membantu presiden, sebenarnya membantu pemerintah. Itu bagus,” katanya.

Ia berharap hal ini nantinya bisa tercermin pada pemerintahan Pibowo.

Bagi Mahfoud, setiap calon presiden, menang atau kalah, pada dasarnya memiliki nilai-nilai baik.

Sebab, lanjutnya, tidak mungkin mereka menjadi calon presiden jika tidak memiliki nilai dan kelebihan yang baik.

“Bagi yang menang, elemen-elemen baik ini bisa muncul demi kepentingan Indonesia, demi masa depan kita bersama sebagai negara dan bangsa yang berdaulat,” kata Mahfud.

Seperti diketahui, sejumlah kelompok menyatakan keprihatinannya terhadap nasib demokrasi di bawah pemerintahan presiden dan wakil presiden baru terpilih periode 2024 hingga 2029.

Kekhawatiran tersebut diperparah dengan munculnya kontroversi mengenai rencana revisi UU Penyiaran yang memuat pasal-pasal kontroversial dan diyakini bertujuan untuk membungkam kebebasan pers.

Meski demikian, Prabowo juga tercatat sudah mengutarakan sikapnya terhadap demokrasi baik di forum nasional maupun internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *