TRIBUNNEWS.COM – Mantan Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pun mengomentari gaya hidup mewah putra bungsu Presiden Jokowi sekaligus Ketua PSI Kaesang Pangarep.
Sebab, Kaesang Pangarep bisa bepergian ke AS dengan jet pribadi yang biayanya tidak murah.
Selain itu, Kaesang juga terlihat menginap di hotel mewah yang ditemukan istrinya Erina Gudono.
Menurut Mahfud, masyarakat bisa saja berspekulasi hal tersebut akibat Kaesang berjualan pisang goreng.
“Kalau bukan anak presiden, apakah dapat (fasilitas jet pribadi)? Kalau berhari-hari anak saya tidak mendapat jet pribadi dengan penumpang banyak dan hotel misalnya ditutup.”
Kalau perusahaan punya uang sendiri dari penjualan pisang goreng, kata Mahfud MD sambil tertawa, seperti dikutip dari Official Mahfud MD di YouTube, Selasa (09/03/2024).
Tapi benarkah?
Meski ayah Kaesang adalah presiden Indonesia, namun Kaesang harus bisa mengendalikan diri agar tidak terkesan hidup mewah.
Apalagi, gaya hedonis ini diterapkan saat Indonesia tengah krisis demokrasi hingga berujung keresahan hingga pilkada pada 2024.
Ironisnya, kericuhan yang terjadi disebabkan adanya rencana perubahan aturan Pilkada 2024 agar Kaesang bisa maju di Pilkada 2024.
Oleh karena itu, Mahfud meminta Kaesang berani tampil di depan publik untuk menjelaskan dari mana dana untuk naik jet pribadi tersebut.
Apakah itu dana swasta atau dugaan gratifikasi?
“Mereka harus jelaskan, ayo. ‘Saya lakukan ini dan itu, biayanya di sini dan seterusnya,'” kata Mahfud.
Mahfud menegaskan, anak PNS harus berani membuka diri.
Terutama dalam hal keuangan dan kekayaan.
Ini penting, masyarakat harus tahu karena dia anak pejabat publik yang harus berani terbuka, kata Mahfud.
Apalagi Kaesang kini menjadi pusat perbincangan masyarakat Indonesia.
Selain itu, Mahfud meminta instansi terkait segera mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi.
“Dirjen Pajak juga diam saja ya? Pajak, bea cukai. Intinya harus dijelaskan oleh lembaga terkait, kata Mahfud. Kaesang sudah pergi
Keberadaan Kaesang masih menjadi misteri setelah muncul video dirinya menaiki jet pribadi.
Faktanya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kesulitan menemukannya.
Keberadaan Kaesang masih menjadi misteri hingga kini setelah sebelumnya diberitakan ia berada di AS bersama istri pelajarnya, Erina Gudono.
Lewat unggahan Erina, Kaesang tampak bersenang-senang di Amerika.
Masyarakat Indonesia juga mengomentari gaya hidup mewah mereka.
Alexander Marwata, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, mengatakan pihaknya akan mengirimkan undangan kepada Kaesang.
Namun pihaknya akan kesulitan karena Kaesang saat ini belum diketahui keberadaannya.
KPK berencana memanggil Kaesang untuk menjelaskan soal gratifikasi berupa jet pribadi tersebut.
“Suratnya sudah disiapkan, surat undangan. Saya belum tahu posisinya (Kaesang) sekarang di mana,” kata Alex, sapaan akrab Alexander Marwata, dalam jumpa pers di Kantor KPK RI, Jumat (28/7). 2024).
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai akuisisi fasilitas Kaesang patut diduga ada kaitannya dengan pejabat negara.
Pasalnya, Jokowi adalah seorang PNS.
Mengapa Saudara Kaesang perlu menjelaskan hal ini? Karena kami curigai ada hubungannya dengan pejabat pemerintah. Kami tahu orang tua Saudara Kaesang, kata Alex. Masalah tanggung jawab moral
Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai Kaesang mempunyai kewajiban moral untuk memberikan informasi.
Apalagi Kaesang milik keluarga Jokowi.
ICW tidak membantah Kaesang tidak memiliki kewajiban hukum untuk memberitahukan kepada KPK seluruh fasilitas yang diterima.
Namun menurut ICW, kasus ini harus dilihat sebagai cara pihak swasta mencoba memberikan kepuasan kepada pejabat publik melalui keluarganya.
Apalagi Kaesang merupakan anak Presiden dan saudara dari Wakil Presiden terpilih, sehingga untuk menghindari spekulasi, Kaesang mempunyai kewajiban moral untuk menjunjung tinggi nama keluarga, kata Peneliti ICW Diky Anandya, Senin. 02/09/2024).
Kaesang punya tugas penjelasan yang sama seperti anak pejabat lainnya.
Diky pun meminta KPK tak segan-segan meminta penjelasan Kaesang terkait hal tersebut.
ICW mendukung KPK untuk mencoba mengidentifikasi orang-orang yang terlibat, kata Diky.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Milani Resti Dilanggi)(Kompas.com)