Koresponden Tribun News, Abdi Rianda Angkatan melaporkan
Tribun News.com, Jakarta – Anggota Persatuan Masyarakat NTT mengajukan aksi demonstrasi di depan Mabes Polri, Jalan Ternojojo, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2024).
Sementara itu, Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar aksi protes menyusul viralnya nama calon Taruna Akademi Kepolisian (Qatar) 2024 yang banyak di antaranya bukan putra-putri asli wilayah NTT.
Agenda hari ini adalah memaksa kepolisian membentuk tim penyidik proses seleksi calon taruna Akpol NTT, kata Letjen Persatuan Masyarakat NTT kepada wartawan di Mabes Polri di Manchkota.
Kapolda NTT Irjen Daniel Tai Munong Slitunga mencurigai adanya korupsi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dalam proses seleksi Akpol, ujarnya.
Pasalnya, ketika Polda NTT diambil alih oleh pemimpin masyarakat adat NTT, banyak putra-putri daerah itu yang lolos menjadi perwira di Akpol.
Banyak informasi yang beredar, sebagian besar yang melarikan diri adalah anak-anak anggota Polres NTT dan mantan anggota Polda NTT, ujarnya.
Dalam acara tersebut, Mabes Polri menyambut perwakilan kelompok tersebut saat melakukan pertemuan.
Mereka mengatakan, Polri menerima tuntutan mereka meski aksinya terhambat dengan adanya pembakaran ban, kotak, botol bekas air mineral, dan material lainnya akibat penutupan jalan.
Ada dua masalah dengan permintaan yang diterima. Pertama, mengusut kasus dugaan KKN yang dilakukan Polri dan kedua, menambah kuota Akpol Kapolda NTT khususnya bagi laki-laki dan perempuan di wilayah NTT.
“Pertama, kami mohon kepada Kapolri untuk memberikan ruang ekstra bagi anak-anak asli NTT, karena meresahkan. Kami memang merasa NTT hanya sekedar rumah transit, sehingga hak-hak anak NTT bisa dirampas. Izinkan terus , NTT Kapan anak-anak bisa menjadi pemimpin di kepolisian,” katanya seraya menambahkan bahwa hal itu tidak ada campur tangan, menurut kapolsek setempat.
Sebelumnya, sebuah postingan viral di media sosial memperlihatkan daftar nama terduga calon mahasiswa akademi kepolisian (sasis) Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah lulus.
Melalui unggahan akun TikTok @laurensiuslebatuk, Polda NTT disebut memiliki 11 sasis akademi kepolisian yang akan diluluskan dan dikirim ke Mabes Polri.
Namun nama-nama tersebut disinggung warganet karena banyak di antara mereka yang meyakini bahwa mereka bukan putra asli NTT melainkan bermarga Batak.
Sasis Akpol ke-11 diberi nama Yudina Nasiva Olivia (perempuan), Arvid Theodore Sitoming, Reynold Arjuna Hotabarian, Mario Cristian Bernalo Tafoy.
Mereka disusul Bintang Lejia, Kitut Arya Adityanatha, Brian Lee Sebastian Manorong, Timothy Abisai Slitunga, Mohamed Rizq Sanika Marzuki, Madison Juan Rafael Karna Salalah, dan Lucky Nooralmasiah.
Terkait hal tersebut, Kapolda NTT Irjen Daniel Tai Munong Slitunga buka suara atas unggahan viral tersebut. Menurut dia, pengakuan Akpol, Bintara dan unjuk rasa Polri telah dilakukan sesuai mekanisme yang efektif.
“Saya sebagai Kapolda setempat tidak bisa mengintervensi atau mempengaruhi hasil panitia yang diawasi oleh internal masyarakat kepolisian maupun pengamat eksternal, perwakilan orang tua, dan akademisi,” kata Daniel saat dihubungi, Sabtu (6/7/). 2024).
Sementara itu, Kabid Sumber Daya Manusia Polda NTT Kompol Sataria Usada membantah isu bakal calon taruna (taruna) akademi kepolisian yang lulus memiliki nama beras.
Dari 11 calon lulusan Akpol, enam di antaranya merupakan warga asli NTT. Mereka lahir dan besar di pulau yang dikenal dengan daya tahan Noosa yang paling indah.
“Terpilih 11 peserta yang berhasil dalam Upacara Wisuda TK Panda (Panitia Daerah), satu orang putra asli daerah NTT, lima orang putra daerah kelahiran dan besar di NTT, lima orang pengungsi menetap di NTT.” kata Satria saat dihubungi, Sabtu (6/7/2024). Kapolda Papua Barat Irjen Daniel Tai Monung Slithunga. (Spesial)
Sataria mengatakan, proses rekrutmen rekrutmen Akpol diawasi ketat sesuai prosedur terkait.
“Dalam setiap tahapan rekrutmen, pemantau internal dan pemantau eksternal juga dilibatkan untuk memantau proses seleksi yang transparan,” ujarnya.
Ditambahkannya, “Seleksi Qatar dan proses seleksi Qatar yang mengikuti seleksi TK Akpol Pusat di Semarang.”